Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) membukukan laba bersih sepanjang 2021 sebesar Rp 10,89 triliun, naik 232,2 persen pencapaian tahun sebelumnya.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh 14,8 persen (yoy), sehingga mencapai Rp 31,06 triliun.
Baca juga: Dorong UMKM Naik Kelas, Andre Rosiade Fasilitasi Pertemuan Pemprov Sumbar dengan BNI
"Kami menutup tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih tiga kali lipat dari perolehan 2020 dan kami yakin itu sudah berada di atas ekspektasi pasar," tutur Royke, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, peningkatan pendapatan operasional bank dihasilkan dari pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 5,3 persen (yoy) menjadi Rp 582,44 triliun.
Kemudian, Net Interest Margin (NIM) di level 4,7 persen, serta pendapatan berbasis komisi tumbuh 12,8 persen.
Baca juga: Ajak Anak Gemar Menabung, Rafathar Dibukakan Tabungan Sendiri di BNI Taplus Anak
Royke menyebut, pendorong utama kredit selama tahun lalu yaitu penyaluran di sektor business banking, terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 7,6 persen menjadi Rp 180,4 triliun.
Segmen large commercial yang tumbuh 10,4 persen menjadi Rp 40,9 triliun, segmen kecil juga tumbuh 12,9 persen dengan nilai kredit Rp 95,8 triliun.
"Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 4,5 persen menjadi Rp 482,4 triliun," tuturnya.
Sementara di sektor konsumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll, yaitu naik 18,3 persen menjadi Rp 35,8 triliun, kemudian kredit kepemilikan rumah (mortgage) tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 49,6 triliun.
Secara keseluruhan kredit consumer tumbuh 10,1 persen menjadi Rp 99 triliun.