TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra mengungkapkan bahwa dialog antar negara pada pertemuan G20 akan mendorong terwujudnya pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“G20 tahun ini menjadi momentum pendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk menciptakan ekonomi yang lebih tangguh,” kata Wempi di Jakarta, pada Senin (31/1/2022).
Ia mengatakan perekonomian global pada tahun 2021, relatif mengalami pemulihan meski masih dihadapkan pada berbagai tantangan.
Situasi ini tidak terlepas dari dampak perkembangan pandemi Covid-19 yang belum usai, akibat munculnya varian baru yang lebih mudah menular dan tekanan inflasi akibat disrupsi rantai pasok global.
“Saya yakin, memasuki tahun 2022 momentum pemulihan ekonomi akan berlanjut. Trajektori pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tahun 2025 diprediksi akan tumbuh positif didorong oleh pandemi yang sepenuhnya tertangani dan dan penguatan dengan reformasi struktural,” jelas dia.
Baca juga: Mengenal B20 Inception Meeting, Forum Dialog Resmi G20 dengan Komunitas Bisnis Global
Menurut Wempi, dalam konteks penanganan pandemi, tahun 2022 diperkirakan menjadi masa transisi menuju penerapan pola hidup baru “Living with Endemic” sehingga level confidence masyarakat dan dunia usaha akan meningkat sehingga aktivitas, yang sebelumnya tertahan akan mengalami normalisasi, termasuk kegiatan pariwisata dan rekreasi.
Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah konsisten mendorong pelaksanaan reformasi struktural untuk mendorong produktivitas dan daya saing investasi menuju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan.
Agenda reformasi struktural yang akan terus didorong meliputi peningkatan kualitas SDM dan pembukaan lapangan kerja yang berkualitas, pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur digital (TIK), penyederhanaan birokrasi dan regulasi yang tumpang tindih dan pertumbuhan ekonomi hijau untuk mendukung pemenuhan atas komitmen mengatasi dampak perubahan iklim.
Diakuinya, reformasi struktural merupakan suatu keniscayaan untuk menyiapkan fondasi transformasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Kebijakan ini bukan hanya terkait dengan masa pandemi, namun juga pasca pandemi.
Presidensi G20 Indonesia, katanya, akan mendiskusikan agenda pembangunan infrastruktur, yang fokus pada empat bidang.
Pertama, perluasan investasi infrastruktur berkelanjutan melalui partisipasi sektor swasta.
Kedua, peningkatan inklusi keuangan dan membahas disparitas infrastruktur subnasional.
Ketiga, peningkatan investasi di bidang digital dan InfraTech.
Keempat, percepatan infrastruktur transformatif pasca Covid-19.