TRIBUNNEWS.COM, MALINAU - Nama PT Smart Cakrawala Aviation atau Smart Aviation sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Nama perusahaan besutan Pongky Majaya itu mencuat seusai menjadi pemilik hanggar baru di Bandar Udara Robert Atty Bessing di Malinau, Kalimantan Utara.
Tribunnews pun berkesempatan untuk menjajal penerbangan dengan pesawat Cessna 208B Grand Caravan Cargo PK-SNP milik Smart Aviation dari Bandara Internasional Juwata Tarakan menuju Bandar Udara Malinau pada Sabtu (12/2/2022).
Baca juga: Harta Kekayaan Wempi W Mawa, Bupati Malinau yang Disomasi Susi Air, Total Rp4,1 Miliar di Tahun 2019
Memasuki kabin pesawat, memang pesawat bermesin tunggal turboprop buatan Amerika Serikat itu tidak jauh berbeda dengan pesawat kargo pada umumnya.
Namun, pesawat ini terbilang canggih karena telah memiliki Garmin G2000.
Tak hanya itu, pesawat ini juga telah memiliki sistem kontrol penerbangan secara otomatis atau autopilot.
Dengan kemampuannya itu, pesawat bisa tetap kondisi terjaga di dalam jalur udara tertentu.
Dari segi kapasitas penumpang, pesawat milik Smart Aviation tersebut mampu memboyong sebanyak 12 penumpang.
Kursi penumpang di bagian kiri hanya bisa diduduki seorang diri dan kabin bagian kanan bisa diduduki dua orang penumpang.
Namun, pesawat yang dinamakan 'Papa' ini tak memiliki pramugari atau pramugara.
Pasalnya, pesawat ini hanya melayani perjalanan regional jarak pendek.
Meski begitu, penumpang tidak perlu khawatir.
Nantinya, pengarahan keamanan perjalanan pesawat akan dipimpin langsung oleh pilot dan ko-pilot.
Dalam pengarahan tersebut, pilot yang saat itu dipimpin Captain Egon menjelaskan mengenai keselamatan perjalanan.
Mulai dari pemakaian sabuk pengaman, rute, waktu tempuh hingga cuaca selama perjalanan.
"Ada sedikit brefieng perjalanan. Perjalanan ini akan memakan waktu 30 menit dari Bandara Internasional Juwata Tarakan. Cuaca disana juga terpantau cerah. Penerbangan nantinya berada 5.500 feet," ujar Captain Egon sebelum memulai keberangkatan pesawat.
Seusai memberikan pengarahan, Captain Egon pun langsung bersiap menerbangkan pesawat seharga Rp35 miliar tersebut.
Namun karena pesawat kecil, guncangan saat penerbangan cukup terasa.
Kekurangan lain adalah pendingin ruangan di dalam kabin juga tidak begitu terasa.
Namun, hal tersebut wajar karena pesawat ini hanya diperuntukkan untuk melayani penerbangan jarak tempuh pendek.
Selama penerbangan, penumpang akan dibawa melihat pemandangan keindahan hutan hingga pegunungan di Kalimantan.
Komisaris PT Smart Cakrawala Aviation, Fransiskus menyampaikan pesawat Cessna miliknya biasanya memang kerap disewakan secara komersil untuk masyarakat seharga Rp20 juta per jam.
"Kalau kita rata-rata carteran. Kalau itu rata-rata per jam. Kalau area Kalimantan itu per jam Rp20 juta. Jadi kalau kita terbang ke daerah seperti Tarakan-Malinau itu kan setengah jam. Berarti kalau pulang pergi kan sejam. Jadi Rp20 juta dan bisa muat 12 orang," ujar Fransiskus saat berbincang dengan Tribunnews, Sabtu (12/2/2022).
Ia menyampaikan pihaknya memiliki 2 pesawat Cessna Caravan di Malinau dan Tarakan.
Namun secara total, Smart Aviation memiliki 11 pesawat berjenis serupa di seluruh Indonesia.
Baca juga: Ada Ular Bergerak di Kompartemen Penumpang, Pilot Pesawat AirAsia Ambil Langkah Ini
Selain komersil, kata Fransiskus, pihaknya juga mengoperasikan pesawat tersebut untuk kargo.
Biasanya, pesawat Smart Aviation mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) rute Tarakan-Long Bawan dan sejumlah rute lainnya.
"Jadi kita bisa disewakan, bisa juga kita operasikan sendiri. Nah kalau yang dari Tarakan ke Long Bawan itu kita muatnya PLN sih. Solarnya PLN. Jadi kita membantu disana. Karena kalau jalan darat kan mereka nggak tembus. Mau nggak mau semua BBM itu harus lewat penerbangan. Jadi kita biasa membawa drum drum itu ke Long Bawan ke Krayan untuk PLN-nya suplai BBM untuk mereka," jelas dia.
Di sisi lain, Fransiskus menyampaikan bahwa pesawat itu juga digunakan jika ada insiden tertentu.
Contohnya, pemantauan udara untuk kebakaran hutan yang kerap terjadi di Kalimantan.
"Kita juga ada survei udara, pemetaan geografis, kita juga patroli kebakaran hutan biasanya," pungkas Fransiskus.