Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai harus meningkatkan investasi bidang infrastruktur dan transfer teknologi jika ingin keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat webinar Restrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022, Rabu (23/2/2022).
"Middle income trap hanya bisa diselesaikan dua cara, yaitu investasi bidang infrastruktur dan kedua adalah transfer teknologi," kata Lutfi.
Baca juga: Gelar Operasi Pasar, Kemendag Pasok Minyak Goreng Murah di Surabaya Selama Sepekan
Menurut Lutfi, Indonesia saat ini masuk ke dalam negara berpendapatan menengah atas sejak 2019, meski pada 2020 sempat keluar dan statusnya kembali lagi pada tahun lalu.
"Ini capaian luar biasa, tantangan kita ke depan bisa mentigakalipatkan GDP kita yang sekarang 4 ribu dolar AS per kapita menjadi 12.500 dolar AS untuk keluar dari middle income menjadi berpendapatan tinggi," kata Lutfi.
Dalam mengejar status negara berpendapatan tinggi, kata Lutfi, harus dicapai sebelum bonus demografi selesai yang diperkirakan pada 2038 - 2040.
Baca juga: Mendag: Stok Minyak Curah Tidak Langka, Namun Pedagang Rasakan Kelangkaan
Menurut OECD, kata Lutfi, ketika demografi bonus tersebut habis dan Indonesia tidak bisa mengembangkannya, maka Indonesia dapat terperangkap dalam middle income trap.
"Jadi kita perlu mentigalipatkan GDP kita sebelum bonus demografi kita berakhir," ucapnya.