“Smart city baru, teknologi terbaru, kota yang bersih dan penuh dengan AI (Artificial Intelligence). Hal tersebutlah yang membuat saya tertarik untuk mendukung (berinvestasi),” ujar Son.
Hanya saja terkait dana investasi yang dianggarkan, Softbank tidak mengatakannya kepada publik.
Sebagai informasi, SoftBank adalah investor mayoritas dalam proyek pembangunan IKN Nusantara bersama dengan perusahaan teknologi seperti GoTo dan Grab yang dikenal di Indonesia.
Sementara SoftBank Vision Fund saat ini berinvestasi di perusahaan asal Singapura, Funding Societies yang mengoperasikan pinjaman digital di Indonesia dan negara di Asia Tenggara lainnya.
Luhut Berujar soal Investasi SoftBank
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan berujar bahwa SoftBank bakal menjadi investor pembangunan IKN Nusantara.
Luhut berkata investasi yang ingin ditanamkan oleh SoftBank sebesar 100 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 1.400 triliun dikutip dari Tribunnews.
Ia merasa kaget dengan nilai investasi bombastis tersebut. Pernyataan Luhut tersebut langsung ditepis oleh Masayoshi Son.
Ia mengatakan belum menentukan nilai investasi dalam rencana pembangunan IKN baru di Indonesia pada saat itu.
Son juga menyatakan pihaknya baru mendiskusikan potensi pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dan mengaku tertarik dengan konsep kota pintar ibu kota baru tersebut.
“Kami belum memutuskan angkanya, kami baru mendiskusikannya, potensi-potensinya,” ujar Masayoshi setelah bertemu dengan Presiden Jokowi pada 10 Januari 2020.
Ia kembali menegaskan dalam pertemuan dengan Jokowi, kedua pihak sama sekali tidak mendiskusikan penanaman modal pembangunan IKN baru.
“Kami tidak mendiskusikan angka pasti. Tapi diskusi soal konsep kota pintar dengan teknologi baru, kota hijau, dan juga pengembangan AI.”
“Itu yang saya tertarik untuk dukung,” jelas Son.