Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PGN Tbk menargetkan pembangunan jaringan gas sebanyak 240 ribu di wilayah Jabodetabek, Karawang, Cilegon, dan Cirebon.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz mengatakan, khusus untuk wilayah DKI Jakarta, PGN tahun ini merencanakan akan membangun kurang lebih 92 ribu Sambungan Rumah Tangga (SR) melalui skema investasi internal.
Selain itu, PGN juga merencanakan membangun 62 ribu SR melalui skema kerja sama dengan mitra, sehingga total Jargas yg terbangun di DKI pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 154 rb SR.
Baca juga: PGN Incar 1 Juta Sambungan Jargas Tambahan Tahun Depan
Dalam 5 tahun ke depan, kata Faris, Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah yang akan menjadi target utama pengembangan jargas rumah tangga.
“Pelanggan eksisting di DKI Jakarta sebanyak 30.491 SR. Penambahan jumlah jargas rumah tangga di DKI Jakarta dilakukan semakin masif tiap tahunnya. Tahun lalu dilakukan penambahan sampai dengan 100 persen dan selanjutnya akan dilakukan rencana penambahan dengan jumlah yang lebih besar di periode 2022,” ujar Faris, Jumat (18/3/2022).
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar menambahkan, dalam pelaksanaan pembangunan jargas rumah tangga di DKI Jakarta, PGN menggunakan tiga strategi.
Baca juga: PGN Group Optimistis Tuntaskan Penugasan Pembangunan Jargas APBN 2020
Pertama, penetrasi yang mana akan menambah pelanggan baru di sekitar infrastruktur eksisting.
Kedua, pengembangan dengan menambah pelanggan baru melalui penambahan pipa induk dari infrastruktur eksisting.
"Ketiga, beyond pipeline yakni menambah pelanggan baru yang berada cukup jauh dari infrastruktur eksisting dengan menggunakan CNG atau LNG,” ujar Achmad.
Baca juga: PGN Tetap Layani Pelanggan Jargas dengan SOP Ketat di Tengah Pandemi
Sampai dengan 2024, PGN akan membangun infrastruktur jargas untuk 4 juta SR.
Dengan basis 1 juta SR per tahun, PGN menghitung dapat memberikan benefit bagi DKI Jakarta, di antaranya penghematan belanja energi rumah tangga masyarakat DKI Jakarta sampai dengan 20 persen, menyerap kurang lebih 12 ribu tenaga kerja di bidang keproyekan maupun operasional, dan lainnya.