Di tengah konflik Ukraina, Lebanon menghadapi krisis Gandum
Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon, Amin Salam mengatakan Lebanon menghadapi masalah kekurangan pasokan gandum. Negara ini telah kehilangan cadangan nasionalnya dalam ledakan Beirut yang terjadi pada tahun 2020.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Ganggu Pasokan Gandum, Wilayah Timur Tengah Dibayangi Krisis Pangan
“Jadi, ini menciptakan tantangan tambahan bagi Lebanon karena sejauh ini kami telah menggunakan silo sektor swasta untuk menyimpan gandum.” ujar Amin Salam.
Dilansir dari arabnews.com, Lebanon mengimpor sekitar 80 persen gandumnya dari Rusia dan Ukraina dan baru-baru ini berjuang untuk mencari pasokan baru untuk memenuhi permintaan gandum di negaranya. Selain gandum, Lebanon juga menghadapi tantangan kekurangan pasokan minyak bunga matahari dan gula.
Salam menambahkan Lebanon telah gagal untuk pulih dari tekanan inflasi pandemi COVID-19.
“Daya beli sangat rendah, dan (ada) banyak tantangan lain termasuk jumlah besar pengungsi per kapita yang kita miliki di Lebanon yang menambah lapisan tantangan lain.”
Saat ini Lebanon sedang dalam pembicaraan dengan masyarakat internasional untuk membantu memulihkan ekonominya. Beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Prancis ikut tergabung dalam pembicaraan internasional ini, yang membahas mengenai pasar alternatif potensial untuk produk makanan.
“Kami berharap negara-negara itu dapat mendukung kami dengan rantai pasokan,” ungkap Salam.
Lebanon juga sedang mengerjakan sebuah program utama dengan Bank Dunia, yang diharapkan akan segera diluncurkan dalam beberapa minggu mendatang. Delegasi IMF yang berada di Lebanon, dikabarkan sedang mencapai kesepakatan untuk menyelamatkan perekonomian negara tersebut.
“Sejauh ini, semuanya bergerak sangat positif. Kami berharap segera ada kesepakatan kepegawaian, yang menempatkan kereta di jalurnya.”
Salam juga mengatakan IMF dapat membantu Lebanon keluar dari krisisnya.
“Kami tahu bahwa cadangan nasional kami berada di tempat yang sangat sulit. Tetapi kami sangat yakin bahwa perjanjian IMF akan membantu Lebanon keluar dari krisisnya.”