Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tantangan presiden Rusia Vladimir Putin atas sanksi bidang energi kini semakin berat, terlebih setelah pemerintah Jepang mengumumkan pembatasan impor untuk komoditas batu bara Rusia pada Jumat (8/4/2022).
Pembatasan tersebut merupakan bagian dari sanksi ekonomi yang dilayangkan negara G7. Setelah sebelumnya mereka memblokir Moskow dari sistem pembayaran internasional SWIFT, hingga membekukan aset bank sentral Rusia.
Baca juga: Imbas Konflik Rusia Vs Ukraina, Harga Pangan Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Picu Krisis Global
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjelaskan pembatasan impor batu bara tersebut merupakan bentuk kekecewaan Jepang ke Rusia atas dugaan pembunuhan massal yang menimpa warga sipil di Bucha Ukraina.
Kishida menambahkan untuk saat ini pemerintah Jepang belum mengeluarkan larangan atau hukum impor yang spesifik, lantaran pihaknya masih harus berkoordinasi dengan semua sekutunya yang tergabung dalam G7.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Serangan Rudal Rusia di Kramatorsk Bertambah Jadi 50 Orang
Dilansir dari Channel News Asia, meski dengan membatasi kegiatan impor akan menjadi tantangan baru bagi Jepang dalam memasok kebutugan migas bagi warga negaranya. Namun Kishida menyebut jika hal ini tak akan berdampak besar bagi suplai produknya, lantaran ekspor Rusia sendiri hanya berkontribusi menyumbang sekitar 4 persen.
Pembatasan ini juga akan berlaku bagi semua perusahaan migas Jepang tak terkecuali Kosan Co, Cosmo Energy Holdings Co dan Total Energies SE. Dimana mereka kini dikabarkan tengah berhenti membeli minyak mentah dan solar dari Rusia.