Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dinilai harus terlebih dahulu menjadi bank BUMN sehingga lebih dapat memacu kinerja.
Dengan demikian, BSI dapat merealisasikan visinya masuk dalam daftar 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mengatakan, dengan menjadi BUMN, pemerintah memiliki kendali atas BSI.
Baca juga: Bank Mega Syariah Salurkan Dana Zakat Rp17,6 Miliar Lebih
Sehingga negara dapat menyokong bank syariah terbesar di Indonesia itu untuk melebarkan sayap bisnisnya dan merealisasikan visi tersebut.
“Ketika BSI menjadi BUMN, maka pemerintah bisa langsung kendalikan untuk mencapai kebutuhan menjadi top 10 bank syariah global,” ucap Achmad, Kamis (28/2022).
Pada 2025 BSI menargetkan memiliki jumlah nasabah mencapai kisaran 30 juta-40 juta dengan aset di atas Rp 500 triliun.
Baca juga: Laba Bersih Naik Jadi Rp987,6 Miliar, Bos BSI: Bukti Literasi Inklusi Perbankan Syariah Meningkat
Sebagai gambaran mengutip data kinerja kuartal I-2022 BSI, aset perseroan saat ini mencapai Rp271,29 triliun, tumbuh 15,73 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (year on year/yoy).
Adapun laba, BSI mampu mencetak pertumbuhan laba bersih 33,18 persen menjadi Rp987,68 miliar (yoy) selama 3 bulan pertama 2022.
Adapun hingga Maret 2022 mengutip data Bursa Efek Indonesia, kapitalisasi pasar BSI sudah mencapai Rp65,35 triliun.
Saat ini, BSI pun telah melebarkan sayap bisnisnya di ke luar negeri, dengan membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Selain itu pemerintah juga tengah membuka peluang kerja sama BSI dengan Islamic Development Bank.
Kehadiran BSI di UEA menandai rekam jejak pertama BSI di pasar global sekaligus di salah satu pusat keuangan syariah dunia.
Harapannya, hal ini mampu mendongkrak nilai perusahaan sehingga meningkatkan kapitalisasi pasar dan posisi di dunia internasional.
Menurut Achmad, capaian-capaian strategis itu perlu diperkuat dengan dukungan langsung dari pemerintah.
Mengutip laporan keuangan perseroan per Desember 2021, saham BSI saat ini dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sekitar 50,83 persen.
Kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI sekitar 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI sekitar 17,25 persen.
Selanjutnya pemegang saham lain di bawah 5 persen termasuk publik 7,08 persen.
“Dengan kondisi saat ini, ruang gerak bank untuk memacu kinerja akan terbatas karena dapat berbenturan dengan keinginan dari masing-masing pemilik,” pungkas Achmad.