Tiko pun berharap BSI mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai, menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibukota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, dan proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di Tanah Air.
Duta Besar RI untuk Persatuan Emirat Arab (PEA), Husin Bagis, memberi apresiasi atas ekspansi BSI di Timur Tengah sebagai babak baru dunia perbankan syariah Indonesia. Dia menegaskan bahwa kehadiran BSI di DIFC Dubai merupakan langkah tepat bagi BSI untuk go global karena Dubai telah menjadi hub sektor keuangan dunia.
"Kami berharap kehadiran BSI semakin memperkuat kerja sama bilateral kedua negara, khususnya di lanskap sektor keuangan," ujarnya.
Menurut Duta Besar Husin Bagis, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya memiliki performa keuangan syariah yang kuat. “Untuk itu kita berharap adanya Kantor Perwakilan BSI di Dubai ini dapat memperluas kerjasama dengan entitas di PEA, dan bahkan dengan mitra lebih luas di wilayah Timur Tengah ke depannya” tambah Husin.
Potensi Timur Tengah
Kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis yang sangat besar. Pertama, haji dan umrah di mana Indonesia menjadi penyumbang jemaah haji terbesar yang mencapai 221 ribu jemaah per tahun (pada masa pracovid) dengan nilai uang sekitar Rp15,4 triliun.
Kedua, dari sisi perdagangan Indonesia memiliki volume yang signifikan dengan kawasan GCC. Khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yaitu mencapai US$6,87 miliar per tahun atau setara Rp96 triliun (data pada 2020).
Ketiga dari segi diaspora Indonesia, terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah. Mengutip data Bank Indonesia pada 2019 di Arab Saudi terdapat 961 ribu orang Indonesia atau terbanyak di Kawasan Timur Tengah. Disusul oleh Uni Emirat Arab sebanyak 45 ribu.
Keempat, Dubai adalah basis investor. Di mana pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Bahkan sekitar 30 % investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah. Kelima adalah investment climate. Pasalnya, negara-negara di kawasan Timur Tengah saat ini sedang menggalakan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development.
Selain potensi bisnis tersebut, DIFC merupakan financial center yang mature, ramah terhadap investasi serta memiliki kerangka hukum dan regulasi berstandar internasional. DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB US$7,7 triliun. (*)