Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami kerugian karena menjadi salah satu investor saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Pergerakan harga saham GOTO yang terus merosot menyebabkan perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang telekomunikasi tersebut harus mencatatkan unrealized loss atau kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp 881 miliar.
Hal tersebut lantas menjadi perbincangan publik. Bahkan di media sosial Twitter, muncul tagar GuritaTelkom.
Baca juga: Telkomsel : Fokus Investasi ke GoTo untuk Jangka Panjang, Tidak Terbatas Capital Gain
Adanya hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memberikan penjelasan.
Dirinya menyebut, pergerakan naik-turun nilai saham merupakan hal yang biasa.
Sehingga masyarakat tak perlu khawatir terkait penurunan saham GoTo yang akan berdampak besar pada Telkom.
"Yang namanya investasi itu melihat ada bisnis di sana. Jadi biasanya orang kalau mau investasi ada 2 keuntungan yang dicari, pertama lewat bisnisnya, kedua lewat harga sahamnya. Sementara (investasi) Telkomsel ini bisnis long term, bukan jangka pendek," ujar Arya di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Arya Sinulingga menuturkan, GOTO merupakan perusahaan yang memiliki ekosistem digital cukup baik di Indonesia
Sebagai informasi, ekosistem GOTO terdiri dari layanan on-demand (mobilitas, pesan antar makanan dan logistik), e-commerce, serta financial technology (pembayaran, layanan keuangan dan solusi teknologi untuk pedagang).
Baca juga: Setiap Hari Saham GOTO dan BUKA Makin Anjlok, Ini Sejumlah Penyebabnya
“Saham naik turun biasa. Yang penting Telkomsel itu punya bisnis di sana, dan lihat potensinya (bagusnya),” sambungnya
"(Potensinya) belum lagi kalau online shop-nya, ada advertising, dan sebagainya. Itu ada 11 komponen bisnis antara Telkomsel dengan Gojek, diperkirakan bisnis yang sudah berjalan sekitar 370 juta dollar AS, itu hampir Rp5 triliun lebih bisnis Telkomsel di sana. Ini informasi yang kami dapat," tutur Arya.
Dia kembali menekankan, bahwa masyarakat tak perlu panik.
Terlebih lagi, pemegang saham GoTo bukan hanya Telkomsel, tapi juga terdapat perusahaan-perusahaan besar lainnya.
Seperti SoftBank, Temasek, Google, Facebook, hingga Alibaba Group.
"Ini bukan short term , ini long term jadi panjang. Ini bisnis panjang oleh Telkomsel. Kemudian pemilik GoTo kan banyak yang kuat-kuat juga di sana," pungkasnya.