Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) ll berhasil melaksanakan First Synchronization pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit 4.
General Manager PLN UIP JBB Octavianus Padudung mengatakan capaian ini bentuk keseriusan PLN menyediakan sistem kelistrikan yang andal bagi masyarakat.
Menurutnya, pembangunan proyek pembangkit memang dinilai sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik untuk menyokong seluruh lini kegiatan terutama di DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya.
“Saat ini, listrik sudah seperti kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat,” papar Octavianus kepad wartawan, Rabu (15/6/2022).
Tahapan First Synchronization merupakan salah satu milestone utama proyek pembangkit dimana sistem yang ada dalam pembangkit untuk pertama kalinya diuji kemampuannya dalam menghasilkan energi listrik sehingga dapat terhubung ke sistem kelistrikan eksisting.
Baca juga: Switching ke Energi PLTU, PT AGM Kurangi Pemakaian Solar Genset 50 Persen
“Pada tahapan ini, seluruh elemen baik dari sisi mekanikal maupun elektrikal harus dilihat secara jeli untuk memantau parameter yang tampil di Human Machine Interface (HMI) agar proses sinkronisasi dapat terlaksana dengan tepat,” jelas Octavianus.
Dengan suksesnya tahapan First Synchronization ini, PLTU Lontar Ext. Unit 4 telah resmi terhubung dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 150kV dan 500kV.
Baca juga: Butuh Dana Rp 429 Triliun untuk Transisi PLTU Batubara ke Energi Terbarukan
PLTU Lontar Ext. Unit 4 yang berlokasi di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang ini mampu menghasilkan listrik sebesar 315 MW, yang otomatis secara total, listrik yang dihasilkan oleh semua unit (1 s.d 4) di PLTU Lontar menjadi 1260 MW.
Listrik tersebut akan memasok kebutuhan wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya melalui tiga subsistem yakni subsistem Balaraja, subsistem Kembangan serta subsistem Muara Karang-Gandul.