Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak goreng kemasan hingga saat ini masih mahal berkisar di level Rp 23 ribu hingga Rp 25 ribu per liter, meski minyak kelapa sawit (CPO) melimpah dan harga internasional pun sedang anjlok.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, saat harga bahan baku atau CPO turun justru pengusaha minyak goreng mencoba pertahankan marjin keuntungan di dalam negeri.
"Sehingga tidak ada korelasi antara penurunan harga CPO dipasar internasional dengan harga minyak goreng kemasan," kata Bhima saat dihubungi, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Pakai Aplikasi PeduliLindungi, Pemerintah Siapkan Stok Minyak Goreng Curah 300 Ribu Ton Per Bulan
Menurutnya, saat ini yang dilakukan perusahaan sawit yaitu menekan harga di level petani, khususnya petani yang tidak bermitra dengan perusahaan.
Selain itu, kata Bhima, masih mahalnya harga minyak goreng kemasan karena distribusinya tidak diselesaikan oleh pemerintah.
"Pemerintah sudah final mengatakan minyak goreng kemasan dilepas ke mekanisme pasar, di mana mekanisme pasar yang terjadi semu karena pemain besar kuasai pasar," ujarnya.
Ia menyebut, selama tidak ada pengawasan distribusi yang efektif dari pemerintah, maka marjin untung minyak goreng kemasan tetap akan tinggi.
"Apa bisa turun ke Rp 15 ribu per liter? Sepertinya sangat sulit kalau model kebijakannya tidak berubah," ucap Bhima.
Beli Minyak Goreng Lewat Aplikasi PeduliLindungi Maksimal 10 Kg Per Hari
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah adalah Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Skema Minyak Goreng Curah Rakyat Jadi Minyak Kemasan
Pembeliannya menggunajan aplikasi PeduliLindungi.
Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, selain itu, ditetapkan juga batas pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) adalah sebanyak 10 kg per hari per orang.
"Perhitungan pembatasan 10 kg per hari juga telah melalui riset kebutuhan minyak goreng per individu di Indonesia, yaitu sekira 1 liter per harinya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (29/6/2022).
Kemudian, selain menyiapkan prosedur pembelian bagi para konsumen, pemerintah juga memiliki skema bagi para pengecer yang ingin terdaftar pada Program MGCR, melalui Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) 2.0 atau Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran (PUJLE).
"Pemerintah juga memfasilitasi para pengecer yang ingin menjual MGCR," kata Rachmat.
Diharapkan dengan adanya pengecer resmi yang terdaftar di SIMIRAH 2.0 atau PUJLE, bisa membantu pemerintah dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Terbaru Rabu, 29 Juni 2022 di Alfamart dan Indomaret: Sania hingga Fortune
"Kita ajak pengecer untuk mendaftar di program ini, supaya bisa dapat barang (MGCR) yang baik, dan bisa jual Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg. Istilahnya, kita bikin SPBU minyak goreng supaya harganya benar, dan seluruhnya diatur baik dari hulu hingga hilir," pungkasnya.
Mendag Pastikan Minyak Goreng Curah Harga Rp 14 Ribu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan upaya menurunkan harga minyak goreng curah dan stabilitas harga pangan, tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa saja tetapi untuk seluruh wilayah Indonesia.
Untuk itu, Zulkifli pun turut melakukan peninjauan ke Pasar Toaya, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah untuk memastikan harga minyak goreng curah sudah sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter.
"Saya berangkat dari Jakarta pukul 02.00 dini hari. Sampai Donggala pagi-pagi sekali untuk memastikan apakah harga minyak goreng curah di Donggala sudah sesuai HET pemerintah atau masih tinggi," kata Zulkifli dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: 95 Persen Distribusi Minyak Goreng Dikuasai Swasta, Penyebab Harga Tak Terkendali
Dalam peninjauan di pasar tersebut, Zulkifli mendapati harga minyak goreng curah stabil di harga Rp 14 ribu per iter.
"Hanya saja kalau minyak goreng kemasan bermerek itu tentu mengikuti nilai keekonomian. Hal yang pasti, pemerintah memastikan minyak goreng murah untuk rakyat terus terjaga ketersediaannya,” katanya.
Di Pasar Toaya, Zulkifli menemukan kreativitas pedagang yang mengemas minyak goreng curah dalam botol-botol plastik, di mana minyak goreng curah dijual bersama botol plastik tersebut dengan harga Rp14.500 per liter.
"Agar nanti tidak ada lagi beban pedagang harus menyiapkan kemasan sendiri, pemerintah akan menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana yang dikemas dengan baik dan terstandar. Harga jualnya akan tetap Rp14 ribu liter, mereknya Minyakita,” paparnya.