Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menahan laju inflasi di negara tersebut, membuat investor asing di surat berharga negara (SBN) keluar dari Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, arus modal asing di Indonesia sangat terpengaruh dengan perubahan-perubahan ekonomi yang terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat.
"Kami melihat total capital flow negatif, terutama yang foreign bondholder. Jadi untul bondholder yang menurun harus disikapi dengan strategi fiskal yang harus makin hati-hati," papar Sri Mulyani saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: AS Terancam Resesi, Ini Jurus Menkeu Sri Mulyani Amankan Keuangan RI
Namun, Sri Mulyani tidak menyebut nilai aliran dana asing yang keluar dari SBN, tetapi data Bank Indonesia hingga 23 Juni 2022 mencapai Rp 8,35 triliun.
Menurutnya, keluarnya dana asing di SBN Indonesia khususnya di tenor 10 tahun tidak sebesar negara lain, di mana Filipina mengalam kenaikan 42 persen, Malaysia 20 persen, dan Indonesia sendiri 17,3 persen.
Baca juga: Di Rapat Banggar, Sri Mulyani Ungkap Risiko Baru Outlook Ekonomi RI dan Dunia
"Jadi kalau dilihat datanya Indonesia masih relatif lebih baik," ucapnya.
Meski lebih baik, Sri Mulyani menyebut dengan kondisi global yang kurang kondusif dan Amerika Serikat berpotensi mengalami resesi, maka pemerintah tidak bisa mengandalkan permintaan maupun stabilitas dari dana asing.
"Strategi fiskal menentukan dan juga memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk bisa stabilkan. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, dan Kemenkeu otoritas fiskal akan semakin dilihat maket, apakah kita berjalan singkron serta mengelola ekonomi terjaga," paparnya.