Semenjak pasokan gas Rusia dihentikan ke negara-negara UE, Jerman memang menjadi salah satu negara yang paling menderita. Hal ini karena energy negara tersebut sebagian besar berasal dari negeri tirai besi tersebut.
Sejak pasokan berkurang drastic, harga gas di Jerman melonjak hingga tiga kali lipat. Krisis pun terjadi.
Jerman mencatat defisit perdagangan bulanan pertama sejak 1991 di tengah melonjaknya inflasi dan gangguan rantai pasokan yang membebani basis industri negara itu.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (5/7/2022) angka-angka dari badan statistik negara itu menunjukkan bahwa lonjakan nilai impor dan penurunan ekspor telah membuat Jerman mengalami defisit perdagangan sebesar 1 miliar Euro pada bulan Mei.
Ekspor turun di bulan Mei sebesar 0,5 persen menjadi 125,8 miliar Euro, sementara impor meningkat 2,7 persen menjadi 126,7 miliar Euro.
Baca juga: Vladimir Putin Ambil Alih Proyek Gas Alam Sakhalin-2, Perusahaan Jepang Terancam Merugi
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor naik hampir 12 persen, sementara nilai impor melonjak hampir 30 persen.
Sementara itu, basis manufaktur dominan Jerman telah menghadapi gangguan dari masalah rantai pasokan global yang disebabkan oleh pandemi dan penguncian wilayah di China.
Selain itu, melonjaknya harga energi dan melemahnya permintaan barang juga memukul permintaan.
Menurut angka perdagangan terbaru, harga impor seperti energi, makanan dan komponen industri naik lebih dari 30 persen di bulan Mei dibandingkan dengan tahun lalu, sementara harga ekspor naik sekitar setengah tingkat.
Angka tersebut muncul saat perang Rusia di Ukraina yang meningkatkan harga energi di seluruh Eropa, menaikkan inflasi dan mempengaruhi neraca perdagangan negara-negara yang bergantung pada impor minyak dan gas untuk sebagian besar kebutuhan energi mereka.
Defisit transaksi berjalan Inggris, yang mengukur perdagangan lintas batas dan arus keuangan, melonjak pada kuartal pertama tahun ini ke level tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1950-an.
Meskipun sebagian besar disebabkan oleh melonjaknya biaya impor bahan bakar, hal itu juga terjadi karena banyak eksportir Inggris bergulat dengan gangguan Brexit dari masalah perbatasan dan berbelit-belitnya birokrasi.
Sebaliknya, surplus transaksi berjalan Rusia lebih dari tiga kali lipat dalam empat bulan pertama tahun ini, mencapai level tertinggi setidaknya sejak 1994.
Peningkatan tersebut didorong oleh melonjaknya harga gas yang mengangkat nilai ekspor dan sanksi barat yang menyebabkan penurunan impor.