Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesian Petroleum Association (IPA) akan kembali menggelar konvensi dan pameran IPA (IPA Convex 2022) secara hybrid, yang akan dilaksanakan pada 21-23 September 2022.
IPA Convex merupakan ajang tahunan seputar industri minyak dan gas, yang didalamnya membahas seputar kebijakan dan peraturan.
Acara tersebut akan dihadiri ahli-ahli, investor, operator, dan sektor pendukung untuk bertukar ide, teknologi terbaru dan kerjasama untuk investasi masa depan di Indonesia.
Untuk event secara offline (langsung) akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center.
Baca juga: Dorong Transisi Energi, Dirjen Migas Resmikan SPBG Penggaron dan Mangkang
Krishna Ismaputra selaku IPA Convex Chairperson mengatakan, pada penyelenggaraan di tahun ini IPA Convex mengambil tema ‘Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia Energy Needs While Mitigating Risk of Climate Change’.
Topik tersebut membahas tentang bagaimana Indonesia bisa mencapai target produksi migas sebanyak-banyaknya untuk ketahanan energi bangsa dan negara.
Namun di sisi lain perusahaan dan Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyikapi adanya isu perubahan iklim, alias climate change.
“Tema ini up to date dan kontekstual dengan situasi yang ada di global dan juga khususnya di Indonesia,” ucap Krishna dalam pertemuan IPA bersama Kompas Gramedia secara virtual, Kamis (14/7/2022).
“Isu yang dibawa IPA Convex terkait transisi energi adalah isu yang kini dibicarakan oleh global, dan juga tentunya di Indonesia,” sambungnya.
Krishna kembali melanjutkan,pada IPA Convex 2022 akan terdapat empat sesi Plenary yang akan menghadirkan sejumlah pembicara, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dimulai dari sesi pertama yaitu membicarakan tentang kemitraan dengan sejumlah multi pemangku kepentingan dalam mencapai target lifting migas Indonesia yakni sebanyak 1 MBOPD (ribu barel per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) di tahun 2030.
Kedua, membahas peran dan komersialisasi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) dalam memenuhi target Indonesia dalam Net Zero Emission (NZE).
Diketahui, Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan produksi migas demi memenuhi kebutuhan domestik. Di sisi lain, upaya untuk mengurangi emisi menuju NZE tahun 2060 juga terus dilakukan.
Baca juga: Lonjakan Harga Minyak Kerek Pendapatan Produsen Migas Exxon dan Shell
Untuk mencapai keseimbangan kedua hal tersebut, pemanfaatan teknologi pengurangan emisi seperti CCS/CCUS bisa menjadi solusi, mengingat CCUS mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR atau EGR sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara signifikan.
Ketiga, akan dilakukan pembahasan prospek dan tantangan gas alam sebagai bahan bakar untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia.
Dan yang keempat, membahas sosok pemimpin masa depan bagi industri minyak dan gas Indonesia.
“Acara IPA Convex 2022 akan dihadiri pula oleh sejumlah pejabat penting Pemerintahan. Diantaranya Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Arifin Tasrif (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral), hingga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,” pungkas Krishna.