Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menyatakan APBN 2023 akan dihantui oleh ancaman inflasi yang tidak mudah.
Kamrussamad melihat, inflasi menjadi momok serius di level global. Keresahan inflasi telah menjadi hantu bagi perekonomian dunia, mulai dari Amerika hingga Eropa dan juga tentunya Indonesia.
"Kita harus berani membuka mata, bahwa ekonomi global sedang melawan inflasi yang meningkat tajam," kata Kamrussamad dalam keterangannya, Selasa (16/8/2022).
Baca juga: Analis: Inflasi di Asia Telah Mencapai Puncaknya Dibandingkan Ekonomi di Kawasan Lain
Bank sentral terkemuka dunia, lanjut dia, telah menaikkan suku bunga acuan yang sangat agresif. Suku bunga ini, akan terus naik sampai inflasi terkendali.
"Artinya ancaman inflasi akan terus menghantui APBN 2023 kita," tutur Kamrussamad.
Ia menerangkan, Juli 2022, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat mengumumkan inflasi di Negeri Paman Sam itu kembali melonjak. Indeks Harga Konsumen tembus 9,1 persen secara tahunan (year on year).
"Angka tersebut menumbangkan catatan inflasi pada Mei yang menjadikannya inflasi paling tinggi sejak 1981," ucap Kamrussamad.
Situasi yang sama juga terjadi di Indonesia. Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan mencatat jika saat ini inflasi pangan meroket ke 10,47 persen. Padahal menurut kalkulasi BI, mestinya inflasi pangan tidak boleh lebih dari 5 persen atau 6 persen.
Ini juga tercermin dari inflasi tahunan yang pada Juli lalu mencatat 4.94 persen, yang meningkat dibanding bulan sebelumnya dan sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 2015.
Baca juga: Tingkat Inflasi Indonesia Masih Positif di Tengah Krisis Global, Jokowi: Kita Harus Tetap Waspada
"Durian runtuh melambungnya harga komoditas memang berkah bagi APBN 2022. Tapi yang perlu diingat, ini juga berdampak pada kenaikan harga-harga kebutuhan masyarakat," tutur Kamrussamad.
BPS mencatat lonjakan inflasi di Juli, dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat dan transportasi. Sebab, kenaikan harga komoditas juga mengakibatkan kenaikan harga pangan dan energi, inflasi, yang sebagian besar dibebankan kepada masyarakat.