TRIBUNNEWS, JAKARTA - Pemerintah khususnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan diminta segera mengatasi penyebab naiknya harga telur ayam yang saat ini masih di atas Rp 30.000 per kilogram (kg).
Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengungkap sejumlah penyebab kenaikan harga telur di antaranya, meningkatnya permintaan atau konsumsi telur di masyarakat.
"Konsumsi telur sudah meningkat ke level permintaan seperti sebelum pandemi Covid-19," kata Amin, Jumat (26/8/2022).
"Telur bukan hanya penting bagi perbaikan gizi masyarakat, namun juga bagi kelangsungan usaha sejumlah pelaku UMKM. Jika terlambat dikendalikan, dikhawatirkan banyak UMKM yang berhenti beroperasi," sambung Amin.
Baca juga: Harga Rata-Rata Telur Ayam Secara Nasional Rp31.000 per Kg, di Papua Tembus Rp39.000
Di sisi lain, kata Amin, pasokan atau produksi telur terutama di sentra-sentra produksi belum pulih setelah dihantam pandemi.
Pada September 2021, harga telur ayam sempat anjlok hingga menyentuh Rp 14.000 per kg, bahkan di Blitar yang merupakan sentra produsen telur mencapai Rp 13.000 per kg.
Amin melihat, kondisi tersebut menyebabkan banyak peternak mandiri yang menutup usahanya karena mengalami kerugian besar.
"Saat ini belum semua peternak mandiri bangkit dan kembali memproduksi telur ayam," ucap Amin.
Dengan kondisi tersebut, Amin melihat terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan saat ini.
Baca juga: Harga Telur Ayam Naik Jadi Rp 32 Ribu Per Kg, Zulkifli Hasan : Tidak Seberapa Kok, Jangan Diributkan
"Penyebab lain kenaikan harga telur, disebabkan naiknya harga pakan dengan kenaikan hingga 30 persen dari sebelumnya," tutur Politikus PKS itu.
Adapun kenaikan harga pakan, Amin mengatakan, dikarenakan kenaikan harga jagung, yang mana kegiatan impor komoditas tersebut masih cukup besar dan juga harga gandum akibat konflik Rusia vs Ukraina.
"Gandum merupakan campuran pakan ayam. Dampak kenaikan harga telur, akan meningkatkan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat nilai uang yang tergerus," paparnya.
Benahi Tata Niaga
Menurut Amin, solusinya harus ada perbaikan tata niaga, misalnya dengan memperpendek rantai pemasaran telur.