Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai nilai tukar rupiah bisa menguat ke bawah Rp 15.000 pasca BI menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin Kamis kemarin, 22 September 2022.
"Rupiah vs dolar AS masih berfluktuasi di sekira Rp 15.000. Jadi, potensi bergerak di bawah (Rp 15.000) itu masih terbuka," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (23/9/2022).
Menurutnya, penguatan mata uang Garuda masih tidak akan terlalu jauh karena masih ada beberapa risiko yang memperlemah rupiah.
"Risiko tersebut seperti potensi pelambatan ekonomi dan kebijakan The Fed," kata Ariston.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga BI dinilainya sebagai antisipasi terhadap kenaikan inflasi di Indonesia karena tingkat sudah melebihi target BI, yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Baca juga: Suku Bunga Acuan Naik 50 Bps, Bagaimana Nasib Rupiah?
"Selain itu, ini juga sebagai langkah antisipasi menghadapi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif, untuk menghindari capital outflow yang bisa memperlemah rupiah," pungkasnya.