News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Hadapi Masalah Ekonomi Pelik: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Pengangguran Melonjak

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mata uang yuan China. China kini dikabarkan mengalami problem ekonomi yang amat pelik ditandai dengan tren pertumbuhan yang melambat, hingga pengangguran di usia muda yang menyentuh rekor tertinggi.

Ketika permintaan akan kebutuhan AC melonjak, hal itu membanjiri jaringan listrik di wilayah yang hampir seluruhnya bergantung pada tenaga air.

Pabrik-pabrik, termasuk produsen besar seperti pembuat iPhone Foxconn dan Tesla, terpaksa memangkas jam kerja atau menutup total pabriknya.

Biro Statistik China mengatakan pada bulan Agustus bahwa keuntungan di industri besi dan baja saja turun lebih dari 80% dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

5. Raksasa teknologi China kehilangan investor Tindakan keras regulasi terhadap raksasa teknologi China - yang telah berlangsung dua tahun - tidak membantu.

Tencent dan Alibaba melaporkan penurunan pendapatan pertama mereka di kuartal terakhir.

Laba Tencent turun 50%, sementara laba bersih Alibaba turun setengahnya.

Investor juga merasakan pergeseran di Beijing di mana beberapa perusahaan swasta paling sukses di China telah mendapat sorotan yang lebih besar ketika cengkeraman Xi pada kekuasaan tumbuh.

Softbank Jepang menarik sejumlah besar uang tunai dari Alibaba, sementara Berkshire Hathaway dari Warren Buffet menjual sahamnya di pembuat kendaraan listrik BYD.

Tencent telah menarik investasi senilai lebih dari US$ 7 miliar pada paruh kedua tahun ini saja.

AS menindak perusahaan China yang terdaftar di pasar saham Amerika. "Beberapa keputusan investasi sedang ditunda, dan beberapa perusahaan asing berusaha untuk memperluas produksi di negara lain," kata S&P Global Ratings dalam catatan baru-baru ini.

Dunia menjadi terbiasa dengan kenyataan bahwa Beijing mungkin tidak terbuka untuk bisnis seperti dulu.

Namun Xi mempertaruhkan keberhasilan ekonomi yang telah mendukung China dalam beberapa dekade terakhir.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini