Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan BSI Maslahat hadir di forum UNHCR, badan internasional Perserikatan Bangsa Bangsa yang mengurusi pengungsi di Kuwait, Rabu 12 Oktober 2022.
Forum ini membahas berbagai topik seperti kemitraan internasional untuk penanganan pengungsi, salah satunya terkait lembaga ZISWAF (zakat, infak, shadaqah dan wakaf).
Di forum ini, Ketua Umum Pengurus BSI Maslahat sekaligus Group Head Change Management & Transformation Office Group Head BSI Suhendar memaparkan materi diskusi panel pertama membedah topik The role of Zakat and Sadaqah in the response to humanitarian crises.
Forum ini juga dihadiri Direktur Eksekutif BSI Maslahat, Sukoriyanto Saputro.
Baca juga: BSI Dorong Digitalisasi Ekosistem Masjid, Aktivitas Ziswaf Kini Melalui QRIS
Dalam paparannya, Suhendar menyampaikan BSI dan BSI Maslahat berkomitmen tumbuh bersama mengembangkan ekosistem Islami.
“BSI Maslahat juga berkomitmen memperluas dan memaksimalkan dampak zakat dan sedekah melalui kemitraan dengan organisasi kemanusiaan lokal dan internasional,” kata Suhendar.
Dijelaskan, BSI Maslahat menjalankan tiga pilar program yaitu didik umat, mitra umat dan simpati umat. Pada 2021, BSI Maslahat bersama BSI menciptakan Creating Shared Value melalui pemberdayaan dan bantuan kepada 6 masjid & mushola, 17 desa binaan, 17 desa binaan, 42 universitas mitra beasiswa, 242 sekolah binaan, 5.362 penerima beasiswa dengan total sebesar 252.846 penerima manfaat.
BSI Maslahat dan BSI juga bekerjasama dalam menyediakan dana zakat bagi pengungsi UNHCR untuk kemanusiaan pada saat penanganan COVID-19. Total bantuan yang telah diberikan dalam program ini adalah sebesar Rp1 miliar kepada 2.181 pengungsi.
Suhendar juga menyampaikan selain zakat dan infaq, BSI dan BSI Maslahat juga memiliki program Wakaf. Dalam pengelolaan wakaf, BSI Maslahat berkomitmen untuk mengembangkan program yang mendorong transformasi penerima manfaat menjadi muzakki.
Dalam praktik operasionalnya, BSI Maslahat mempunyai tiga model pengembangan wakaf di antaranya pertama adalah CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk).
Ini merupakan investasi wakaf tunai dalam sukuk negara yang pengembaliannya disalurkan oleh nadzhir untuk membiayai program sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.
Ketiga adalah wakaf melalui uang. Program ini dimanfaatkan untuk memperoleh harta benda wakaf tidak bergerak seperti pembangunan sarana prasarana sosial, tidak hanya masjid tetapi juga sekolah/ponpes dan harta benda wakaf bergerak, misalnya infrastruktur usaha desa.
Ketiga adalah wakaf produktif yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang dapat dimobilisasi untuk membiayai program-program pembangunan berkelanjutan.
BSI menjadi mitra strategis BSI Maslahat dalam menyalurkan dana ZISWAF berpacu pada indicator sustainability. Sehingga pemanfaatan programnya dapat berdampak luas.
Baca juga: BSI Garap Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia, Mulai dari Tren Hijrah Hingga Penghimpunan Ziswaf
Sebagai lembaga ZISWAF korporasi di bawah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), pengelolaan BSI Maslahat mengikuti pola pengelolaan perbankan dengan menerapkan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2015 dan ISO 26000 untuk memastikan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pengelolaan ini juga mengedepankan integritas dan profesionalitas dalam mengelola amanah para donatur. Dalam tiga tahun terakhir di 2018,2019 dan 2020, BSI Maslahat mendapatkan predikat opini wajar tanpa pengecualian dari Jaringan Global Pwc.