News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Susul ECB, Sederet Bank Sentral Ini Lakukan Hawkish untuk Tekan Inflasi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melonjaknya laju inflasi di kawasan zona Euro hingga memicu munculnya perlambatan ekonomi, memaksa bank sentral Eropa (ECB) untuk memperketat kebijakan moneternya untuk mengerek naik suku bunga ke level tertinggi sebesar 75 basis poin.

Pengetatan ini diprediksi akan terus berlanjut di pertemuan pekan depan, mengingat data inflasi Australia telah naik ke level tertinggi 32 tahun pada kuartal ketiga 2022. Belum diketahui berapa banyak suku bunga yang akan dikerek pada awal bulan mendatang, namun sejauh ini total kenaikan suku bunga yang telah dilakukan RBA sejak Mei lalu telah mencapai 250 basis poin.

Baca juga: Pengembang Properti: Resesi Ekonomi Tak Pengaruhi Minat Masyarakat Beli Hunian

7. Swedia

Bank sentral Swedia menaikkan suku bunga utamanya pada 20 September, melonjak lebih tinggi dari yang diharapkan investor. Dimana Riksbank mengerek sebanyak satu poin persentase menjadi 1,75 persen.  Kenaikan suku bunga ini bahkan tercatat sebagai  yang terbesar sejak Riksbank menetapkan target inflasi pada 1993 tepatnya ketika Swedia dilanda krisis keuangan domestik.

Namun belakangan harga pangan dan energi yang ada di pasar ini justru semakin melesat, kondisi bahkan mendorong laju inflasi kembali melesat ke level tertinggi. Hingga Riksbank mengumumkan untuk mengerek suku bunga berikutnya pada 24 November 2022 untuk mengekang kenaikan inflasi.

8. Swiss

Menyusul yang lainnya Swiss National Bank pada September kemarin dilaporkan telah meningkatkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin dari minus 0,25 persen menjadi 0,5 persen.

Baca juga: Ekonomi Jerman di Kuartal III Naik, Alarm Resesi Makin Menjauh

Kebijakan ini diambil mengikuti kenaikan Inflasi di Swiss yang telah melesat 3,5 persen pada Agustus akibat terseret kenaikan di pasar global akibat invasi Rusia dan Ukraina.

"Kenaikan terakhir inflasi terutama karena harga barang yang lebih tinggi, terutama energi dan makanan," demikian pernyataan bank sentral Swiss.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini