Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro, di Koro Kabalo, Sulawesi Tengah.
Pembangkit listrik berkapasitas produksi 2,2 megawatt (MW) tersebut merupakan salah satu anak usaha yang dikelola dalam portofolio Reksadana Penyertaan Terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIE).
Pasokan listrik dari pembangkit tersebut, rencananya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di sejumlah wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Dipilihnya propinsi Sulawesi tengah bukan tanpa alasan karena dinilai termasuk provinsi yang sangat baik dalam pengendalian inflasi secara nasional, dibuktikan dengan dua penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diperoleh Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2020 dan 2021 juga pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.
Selain itu wilayah tersebut juga memiliki potensi yang sangat baik dan akan menguntungkan ke depannya.
“Ya, kita lihat dan awasi bersama proyek ini saya optimis lokasi investasi yang dipilih juga berpengaruh” ujar Komisaris Mandiri Investasi Riki Frindos dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Rabu(2/11/2022).
Baca juga: Bukit Asam Ekspansi Pengembangan Energi Terbarukan PLTS dan PLTB
Di kesempatan terpisah, Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi menjelaskan, salah satu sumber dana pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan itu berasal dari Reksadana Penyertaan Terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIE) yang memang khusus didesain untuk mendukung berbagai proyek infrastruktur yang mengedepankan ramah lingkungan berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Baca juga: Sinergi BUMN Dukung Penyediaan Gas dari Energi Terbarukan untuk Industri
“Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah dan holding grup usaha kami Bank Mandiri, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah yang aktif mengedepankan pembangunan infrastruktur dan ekonomi ramah lingkungan,” tutur Adi, di sela peresmian PLTMH Koro Kabalo.
Adi menambahkan, investasi pembangunan PLTMH Koro Kabalo berasal dari pendanaan Mandiri Investasi melalui dana kelolaan di RDPT MIE dan bauran utang yang berasal dari perbankan.
Listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tersebut, langsung dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang telah melakukan penandatanganan power purchase agreement (PPA) dengan PT Trinusa beberapa waktu lalu. Pemerintah pun mendukung kemajuan industri EBT dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2022 yang mengatur industi EBT.
“Listrik dari PLTMH Koro Kabalo diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi rumah tangga, dan industri di Kota Palu dan wilayah lainnya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Sulawesi Tengah, serta tentunya memberikan keuntungan bagi investor pemegang RDPT MIE,” papar Adi.
Selain pembangunan PLTMH Koro Kabalo, Mandiri Investasi melalui RDPT MIE telah berinvestasi pada pembangunan empat PLTMH lainnya yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Seluruh PLTMH tersebut telah beroperasi dengan total kapasitas produksi listrik mencapai 9,4 MW, termasuk listrik dari PLTMH Koro Kabalo.
Hal itu sebagai bukti nyata dari komitmen perusahaan yang fokus mendukung pengembangan bisnis energi terbarukan.
Mandiri Investasi, selaku manajer investasi penerbit dan pengelola reksadana berencana melanjutkan kesuksesan operasional PLTMH Koro Kabalo, dengan menerbitkan reksadana serupa, untuk mendukung pembangunan PLTMH sejenis di berbagai wilayah lainnya. Saat ini, RDPT MIE sedang mengembangkan pembangunan PLTMH di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kedua PLTMH itu rencananya akan dibangun pada tahun 2023, dan direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2025.
“Kami optimistis, penerbitan RDPT MIE untuk mendukung pembangunan PLTMH di Bogor dan Banyumas, mendapat sambutan baik dari investor. Berkaca dari operasional PLTMH Koro Kabalo dan empat PLTMH lainnya, terbukti proyek infrastruktur berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sangat prospektif” tutur Adi.