TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah berupaya menekan dua harga komoditas pangan yang sulit dikendalikan.
Zulkifli menjelaskan kedua komoditas pangan tersebut yakni beras dan kacang kedelai.
"Kita berupaya keras agar kedelaiĀ dan beras bisa kita kendalikan, sudah hampir 50 tahun Bulog membeli beras dengan HET (harga eceran tertinggi) ini yang menjadi persoalan," kata Mendag dalam acara Seminar Nasional Perbanas Institute, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya, HET membuat Bulog tidak dapat menyerap beras yang dijual di pasar dengan harga jual Rp5.500 sampai Rp6.000 per liter.
Baca juga: Update Harga Beras Premium Senin, 24 Oktober 2022: Sumatera Barat Tertinggi, Rp 16.583 per Kg
Mendag menilai kondisi ini yang akhirnya membuat harga beras sulit dikendalikan.
"Sekarang kita balik saya usulkan akhirnya disetujui di dalam rapat terbatas bahwa Bulog boleh membeli beras semurah-murahnya sehingga petaninya bisa makmur," urainya.
Dia mencontoh apabila Bulog membeli beras seharga Rp10.000 per liter maka dijual dengan harga Rp9.450 per liter untuk menjaga stabilitas harga.
"Itu yang kita kerjakan melalui skema subsidi," papar Mendag Zulhas.
Sedangkan untuk komoditas kedelai, dirinya tidak menampik harganya cenderung tinggi.
Mendag mengaku beberapa kali didatangi para pengrajin tahu dan tempe yang mengeluhkan tingginya bahan baku kacang kedelai.
"Kami sudah usulkan dan sudah diputuskan Bulog nanti akan impor kedelai 300 ribu ton dan 50 ribu ton, mudah-mudahan Desember 2022 kemudian Januari 2023 sudah sampai di sini," tukasnya.
Zulkifli berharap harga kacang kedelai yang akan dijual nantinya oleh Bulog dikisaranĀ Rp10 ribu-Rp11 ribu per kilogram.
Harga tersebut,lanjut Mendag, masih di bawah harga yang sekarang dikeluhkan para pengrajin tahu dan tempe yakni Rp13 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram.
"Ini yang kita Kementerian Perdagangan kejar terus, kemarin juga kita sudah selesaikan masalah minyak goreng di mana persoalannya ada pada harga TBS (tandan buah segar)," tutur Zulhas.