Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Morgan Stanley sedang mempertimbangkan pemangkasan atas 50 pekerjaan perbankan investasi di Asia Pasifik setelah kesepakatan di kawasan itu anjlok tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (4/11/2022) bank yang berbasis di New York tersebut akan mengurangi sejumlah besar peran perbankannya di China dan pemangkasan akan dilakukan bulan ini.
Pengurangan staf akan menjadi salah satu yang tertinggi untuk perusahaan Wall Street di Asia, lebih dari sekitar 30 staf yang dilepaskan oleh saingannya Goldman Sachs Group.
Bulan lalu, CEO Morgan Stanley James Gorman mengisyaratkan PHK mungkin akan terjadi ketika eksekutif senior menilai jumlah karyawan, sementara CEO Goldman Sachs, David Solomon, baru-baru ini melanjutkan praktik perusahaan untuk secara berkala memberhentikan karyawan yang berkinerja buruk.
Seperti diketahui, Morgan Stanley telah mengoperasikan tim China yang lebih besar di Hong Kong daripada sebagian besar pesaingnya.
Baca juga: Morgan Stanley: Peluang Resesi Sudah Terlihat di China, Eropa, dan Amerika Serikat
Selain itu, perusahaan juga telah menjadi pengatur utama penjualan saham China di Hong Kong dan AS selama delapan tahun terakhir, melampaui Goldman Sachs dan UBS Group AG.
Baca juga: Saham TSMC Melonjak 5 Persen, Usai Direkomendasikan Morgan Stanley
Di China, Morgan Stanley telah lebih berhati-hati menambahkan jumlah karyawan dan memegang lebih sedikit lisensi daripada pesaing terbesarnya termasuk Goldman Sachs, UBS dan JPMorgan Chase & Co.