“GoTo terus melanjutkan rasionalisasi insentif dan lebih efisien dalam pemasaran produk.
Upaya efisiensi yang telah dan terus dilakukan melalui 130 inisiatif optimalisasi beban lintas fungsi,” tulis manajemen GoTo, dalam dokumen yang dikutip dari BEI, Rabu ini (7/12/2022).
Kinerja kuartal 3-2022 dinilai on-track
Sebelumya GoTo telah merilis kinerja bisnis 3 bulan hingga September 2022 (Q3-2022), yang mana nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) naik 33 persen menjadi Rp 161 triliun dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), dengan pendapatan bruto juga naik 30 persen menjadi Rp 5,9 triliun.
Total selama 9 bulan tahun ini, GTV GoTo menembus Rp 451,47 triliun dari periode yang sama tahun tahun lalu Rp 324,94 triliu (proforma), naik 38,94 persen, sedangkan pendapatan kotor juga naik 42,01% menjadi Rp 16,63 triliun dari sebelumnya Rp 11,71 triliun (proforma).
Baca juga: Saham GOTO Kembali Jeblok Seharga Rp107, Singapura Lakukan Pembelian, Telkomsel Sebut Hal yang Wajar
Tiga lini utama bisnis GoTo yakni Gojek, Tokopedia, dan GTF juga membukukan kinerja solid di 3 bulan hingga September 2022.
Layanan on-demand via Gojek mencatatkan GTV sebesar Rp 15,7 triliun naik 24% yoy, sementara pendapatan bruto Gojek Rp 3,5 triliun, naik 31% yoy.
Nilai GTV dari layanan e-commerce lewat Tokopedia naik 15% yoy menjadi Rp 69,9 triliun, dan pendapatan bruto juga tumbuh 27% yoy menjadi Rp 2,2 triliun.
Sementara itu GTV dari lini teknologi keuangan atau financial technology (fintech) melalui GTF (termasuk di dalamnya Gopay) mencapai Rp 97,1 triliun, melesat 78% yoy, dan pendapatan bruto nik 48% yoy menjadi Rp 400 miliar.
Secara umum pertumbuhan bisnis GoTo dinilai masih on-track menuju profitabilitas oleh beberapa analis dan sekuritas global, salah satunya riset PT Macquarie Sekuritas Indonesia di September lalu.
Baca juga: Saham GOTO Kembali Jeblok Seharga Rp107, Singapura Lakukan Pembelian, Telkomsel Sebut Hal yang Wajar
Sekuritas asal Australia ini memproyeksikan lini bisnis fintech melalui GTF akan bertumbuh seiring dengan tingginya frekuensi penggunaan dan penetrasi layanan beli sekarang bayar nanti alias buy now pay later (BNPL).
“Kami mengharapkan pertumbuhan yang kuat untuk lini bisnis fintech, mengingat frekuensi penggunaan dan penetrasi BNPL yang lebih tinggi,” kata Ari Jahja dan Akshay Sugandi, analis Macquarie, dalam risetnya.
Sementara dalam riset publikasi 23 November, analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda juga sudah mengungkapkan bahwa GoTo juga aktif memulai inisiatif melakukan penghematan biaya.
Strategi efisiensi ini diharapkan dapat mendorong perusahaan mencapai margin kontribusi positif di Q4-2023 dan membukukan EBITDA positif 12-18 bulan setelahnya.
Sebagai informasi, PE Insidentil akan digelar Kamis besok pukul 14.00-15.00 WIB di mana investor publik bisa mendaftar untuk mengikuti secara online di alamat ini http://bit.ly/PubexGoto. (Tim KONTAN/Indah Sulistyorini)