"Sementara, yang menjual menurut saya adalah mereka yang kena lock up atau founder, tapi menjual saham karena (mereka) sendiri tidak percaya akan kinerja perusahaan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).
Lebih lanjut, menurut Peter, masa depan GOTO tidak bisa serta-merta dibandingkan dengan Amazon yang sahamnya sempat ambruk 90 persen lebih awal tahun 2000, tapi terus meroket hingga puluhan tahun berikutnya.
Baca juga: Singapura Borong Saham GOTO Saat Harganya Terpuruk
"Amazon adalah asset based. Sementara, GOTO service based, mungkin dua mahluk yang satu keluarga, tapi beda jenis," katanya.
Sebelumnya dalam laman Instagram @petergontha, dirinya mengaku kaget karena saham GOTO terus mengalami pelemahan sampai ke level Rp 115 per saham.
"Pagi ini saya terperanjat. Pada waktu membuka papan pasar saham IDX, sesudah absen memantau selama 8 hari kerja. Ternyata saham GoTo sudah menurun ke Rp 115 dari harga perdana Rp 338, jadi sudah turun 65,9 persen," tulisnya.
Ditambahkannya, GoTo yang merupakan perusahaan unicorn pertama di Indonesia tersebut belum memberikan pernyataan apapun terkait penurunan harga saham yang terjadi saat ini.
"Ini salah satu Unicorn terkemuka di Indonesia yang pertama, dan menjanjikan banyak pengharapan ke depan, 27 persen investasi saya percayakan pada mereka," ujarnya.
Baca juga: Singapura Borong Saham GOTO Saat Harganya Terpuruk
"Namun, tidak sedikit pun keterangan yang diberikan kepada para Investor mengenai penyebab turunnya saham ini. Apakah ini hoax? Mau dibawa kemana saham ini Kalau ada yang tau mohon share infonya," pungkasnya.