TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan UMKM sangat penting guna mengangkat perekonomian Indonesia. UMKM sendiri berkontribusi terhadap PDB hingga sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun Oleh karena itu, diperlukan sebuah langkah konkrit agar UMKM bisa naik kelas
Komitmen Sinar Mas untuk UMKM naik kelas dilatarbelakangi sejarah perusahaan yang juga berangkat dari nol hingga seperti sekarang. Dalam momentum peringatan 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Sinar Mas fokus pada pemberdayaan UMKM, dengan Langkah konkrit memberikan pendampingan untuk UMKM, dengan harapan bisa menciptakan pebisnis yang tidak kenal menyerah seperti sosok Eka Tjipta Widjaja, serta mengajak perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama.
Pada bulan Oktober lalu, Sinar Mas bersama Kadin Indonesia menginisiasi Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Skema Inclusive Closed Loop Flying Wheel digadang mampu menjadikan UMKM sebagai kekuatan ekonomi. Presiden Jokowi mengatakan bahwa dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak untuk Indonesia mampu menghadapi ancaman krisis finansial, energi dan pangan.
“Perekonomian Indonesia pada kuartal II mampu tumbuh sebesar 5,44 persen, dan saya meyakini di kuartal ketiga masih bisa tumbuh diatas angka tersebut. Kuncinya kita semua harus kompak, bersinergi, dan memiliki perasaan yang sama karena yang kita hadapi adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Perlu yang namanya Indonesia Incorporated. Yang besar, yang menengah, yang kecil, semuanya bekerjasama dan berkolaborasi menyelesaikan persoalan secara konkret dan nyata,” jelas Presiden Jokowi.
Pertumbuhan ekonomi digital selama pandemi bisa jadi momentum mempercepat masuknya UMKM ke dalam rantai pasok industri.
Model Inclusive Loop Flying Wheel selama ini akrab digunakan dalam industri kelapa sawit dalam bentuk kemitraan bersama para petani yang lebih dikenal dengan inti dan plasma. Di mana perusahaan akan memberikan pendampingan dalam praktik agribisnis terbaik hingga produksi petani meningkat secara berkelanjutan.
Fondasi UMKM Menjadikan Indonesia Destinasi Investasi
Board Member Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum II Bidang Perekonomian Kadin Indonesia, menyampaikan perhelatan G20 dan B20 di Bali beberapa waktu lalu, merupakan momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia negara besar.
Franky juga berharap di tengah dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan mulai dari transisi energi, serta ancaman berbagai krisis seperti ekonomi, pangan, kesehatan dan persoalan lainnya, UMKM Indonesia harus bisa semakin kuat dan luas hingga menjadi rujukan dunia.
“Bapak Presiden sudah meresmikan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM naik Kelas, ini artinya mereka bisa akses teknologi, akses keuangan, akses pasar, jadi mereka bisa menikmati pasar yang lebih besar. Namun mereka harus ada pendampingan kalau tidak ya mereka sulit berkembang, banyak contoh pendampingan yang kami lakukan dan itu terbukti sukses,” kata Franky.
Selanjutnya, masih dari penjelasan Franky, nantinya akan diberikan status pemeringkatan usaha, misalnya UMKM yang baik berwarna biru, yang cukup baik hijau, masih kurang berwarna kuning hingga merah yang statusnya belum melakukan apa-apa.
Untuk UMKM berwarna merah inilah nantinya diperlukan pendampingan intensif, mulai dari cara berjualan atau marketing, sehingga membutuhkan modul yang sesuai dengan usaha dan area mereka beroperasi.
Dengan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas ini diharapkan bisa berkontribusi untuk akselarasi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Karena, jika UMKM naik kelas, Indonesia akan mampu menjadi negara 5 ekonomi terbesar di tahun 2045, sesuai prediksi pakar ekonomi.
Sinar Mas dan UMKM
Sinar Mas sendiri telah melakukan pendampingan terhadap bisnis UMKM dan menjadi offtaker sekaligus membuka akses pasar agar pelaku bisnis UMKM bisa memasarkan produknya di dalam maupun luar negeri.
Salah satu petani madu binaan program DMPA APP Sinar Mas, Wanudin, mengatakan dirinya merasa terbantu melalui kemitraannya dengan perusahaan. Dia mengaku telah memberikan banyak perubahan ekonomi kelompoknya.
Dari semula kelompok ini hanya fokus pada bagi hasil kemitraan, kini memiliki pendapatan lain dari budidaya lebah sehingga membantu menopang pendapatannya, di mana saat ini telah mengelola 2.000 kotak lebah jenis Apis Mellifera dengan penghasilan sekitar Rp 200 juta per bulan.
Mereka telah membuka cabang pemasaran di Batam, Kepulauan Riau. Selain itu, produk madunya kini telah memiliki merek dagang sendiri, yakni Madu Murni Melifira.Yang terbaru,
Asuransi Sinar Mas juga mendukung Sustainable Fashion lewat UMKM nya yaitu Humbang Kriya. Yang berkolaborasi bersama Oscar Lawalata dan Srikandi Bisnis dan Keuangan Indonesia.
Kolaborasi ini guna mendukung sustainable fashion dan eco fashion dengan menggunakan bahan-bahan alami. Humbang Kriya merupakan hasil produk UMKM binaan Rumah Kreatif Sinar Mas. Humbang Kriya terdiri dari Humbang Shibori, Tenun Songket Humbang, Humbang Batiq, Humbang EcoPrint, Baion Humbang dan Hirang Humbang yang dibuat oleh para artisan di Kawasan Dolok Sanggul, Matiti, Sirisi risi, Parsingguran dan Tipang di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Indonesia. Humbang Kriya menggunakan konsep eco fashion di dalam proses pembuatannya.