Hingga Jumat (26/12/2022), harga saham emiten batubara itu telah meroket sekitar 608,97 persen secara year to date ke posisi Rp18.575 per saham.
Selain tersengat sentimen kenaikan harga batu bara, lonjakan harga saham BYAN disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember 2022.
Semenjak perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak.
Dilansir Kompas.com, Low Tuck Kwong saat ini menjadi pemegang saham mayoritas BYAN.
Data RTI menunjukan, Low Tuck menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93 persen saham BYAN.
Baca juga: Deretan Bisnis Low Tuck Kwong, Orang Terkaya di Indonesia
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kontan.co.id/Adi Wikanto, Kompas.com/Rully R Ramli)