"Realisasi investasi tahun 2022 bisa dibilang pencapaian realisasi dengan nilai tertinggi dibandingkan dari tahun 2019-2021 di saat dunia sedang penuh dengan tantangan ini," ucap Agus.
Pada aspek ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja.
Akibat dampak pandemi Covid-19, jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur berkurang sebanyak 2 juta orang, dari 19,14 juta orang pada tahun 2019 ke 17,4 juta orang pada tahun 2020.
"Tetapi seiring dengan bangkitnya sektor industri manufaktur dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021, sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang dan ditahun 2022 ini bertambah lagi 500 ribuan, sehingga tercatat tenaga kerja industri manufaktur sebanyak 19,11 juta orang," sebutnya.
Menperin menambahkan, geliat industri manufaktur di tanah air, juga terlihat dari capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan November yang menunjukkan ke arah ekspansif, yaitu di angka 50,89.
"Dari angka tersebut, kami bisa mengidentifikasi bahwa ada 11 subsektor yang ekspansi (71 persen dari PDB Industri) dan 12 subsektor yang kontraksi (29 persen dari PDB Industri)," terang Menperin.