Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Harga gas alam di Eropa mengalami penurunan ke level terendah sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Memasuki musim dingin, negara-negara di Eropa mulai mengurangi pasokan gas dari stok yang menumpuk untuk mengantisipasi pemotongan pasokan dari Rusia, yang merupakan pemasok utama Eropa sebelum perang di Ukraina.
Dilansir dari VoA News, kontrak acuan Eropa untuk penyerahan masa depan gas TTF Belanda, melonjak ke rekor 345 euro per megawatt jam pada Maret tahun lalu.
Baca juga: Harga Gas Eropa Anjlok 7,9 Persen, Turun ke Level Terendah di Awal 2023
Namun, harga telah jatuh sejak saat itu, mencapai 77 euro pada Senin (2/1/2023), turun 50 persen dari bulan lalu dan berada di level terendah sejak sebelum perang pada 21 Februari 2022.
“Ekspor produsen gas Rusia Gazprom ke Uni Eropa dan Swiss turun 55 persen tahun lalu,” kata perusahaan itu Senin (2/1/2023).
Seperti diketahui, Eropa merupakan pasar ekspor utama Gazprom, tetapi pasokan telah berkurang secara drastis menyusul sanksi terkait serangan Rusia di Ukraina pada Februari 2022.
Negara-negara Eropa mengisi fasilitas penyimpanan gas mereka dan meluncurkan kampanye untuk mendorong konsumen menghemat energi selama musim dingin.
Tingkat penyimpanan Eropa mencapai 83 persen pada Senin (2/1/2023), mengurangi kebutuhan untuk membeli lebih banyak gas untuk saat ini.
Uni Eropa telah berjuang untuk mencari sumber-sumber gas alam baru dalam upaya untuk mengurangi ketergantungannya pada pasokan Rusia.
Baca juga: Rusia Batasi Ekspor Gas, Perusahaan Jerman Beralih Gunakan Heating Oil
Negara-negara Uni Eropa juga telah mengadopsi mekanisme untuk membatasi harga gas alam, tetapi para analis mengatakan hal itu kemungkinan hanya akan berdampak terbatas pada penurunan harga yang dibayar oleh bisnis dan rumah tangga.
Di samping itu, para ahli telah memperingatkan bahwa suhu dingin di Eropa saat ini masih bisa membuat harga gas naik lagi.