Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hillcon Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana atau Intial Public Offering (IPO) pada triwulan I 2023.
Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu mengatakan 55 persen dana IPO akan digunakan sebagai pembiayaan modal kerja terkait biaya produksi pertambangan.
"Di antaranya biaya bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan alat berat," katanya di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Ia berujar sisanya sebesar 45 persen akan digunakan sebagai pembiayaan belanja modal.
Baca juga: Direktur Hillcon Bantah Batalnya IPO Perusahaan pada Tahun Lalu Akibat Digugat PKPU
"Ini terdiri dari pengadaan peralatan untuk mendukung kegiatan operasional di sektor nikel," ujar Hersan.
Melalui IPO ini, Hersan mengemukakan Hillcon dapat ikut memperkuat industri nikel.
“Rencana IPO Hillcon ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi Perseroan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem industri nikel Indonesia dan global. Itu sebabnya,
kami melakukan roadshow untuk menawarkan saham ke publik,” katanya.
Dalam aksi korporasi ini, Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 442.300 juta saham kepada publik.
Adapun jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor Hillcon setelah IPO saham.
Kisaran harga perdana saham yang ditawarkan, yaitu Rp 1.250 – Rp2.000 per saham sehingga target dana IPO yang diperoleh Hillcon hingga maksimal sebesar Rp 884,6 miliar.
Roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Hillcon dijadwalkan pada 12 - 26 Januari 2023.
Hersan berharap pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa diperoleh pada 7 Februari 2023.
Setelah pernyataan efektif terbit, saham Hillcon diharapkan bisa tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia pada 15 Februari 2023.
Manajemen Hillcon telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Perseroan, serta Macquarie sebagai Penjamin Emisi Efek.
Sebagai informasi, Hillcon membukukan pendapatan sebesar Rp2,17 triliun per September 2022, meningkat 68,22 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp1,29 triliun.
Laba kotor Hillcon meningkat 10,39 persen dari Rp 524,6 miliar per September 2021 menjadi Rp 579,1 miliar per September 2022.
Sementara total aset Hillcon meningkat 28,75 persen dari Rp 2,40 triliun pada 2021 menjadi Rp3,09 triliun per September 2022.