News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Dihantui Kenaikan Suku Bunga Tinggi Gara-gara Lonjakan Inflasi di Penghujung 2022

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laju inflasi Australia melonjak ke level tertinggi dalam 33 tahun terakhir di kuartal keempat tahun 2022 karena kenaikan biaya perjalanan dan listrik.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Laju inflasi Australia melonjak ke level tertinggi dalam 33 tahun terakhir di kuartal keempat tahun 2022 karena kenaikan biaya perjalanan dan listrik.

Laporan inflasi Australia untuk kuartal terakhir tahun 2022 yang mengejutkan menambah alasan bagi bank sentral negara itu untuk kembali menaikkan suku bunga di bulan depan.

Dikutip dari Reuters, investor dengan tajam mempersempit peluang Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,35 persen dalam pertemuan yang diadakan pada 7 Februari, mengirim dolar Australia naik ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Analis memperkirakan ada kemungkinan RBA akan menghentikan kampanye pengetatan kebijakan moneternya, tetapi laju inflasi yang tinggi membuat hal itu sepertinya urung dilakukan.

"Sementara ini diperkirakan akan menjadi puncak inflasi dalam siklus ini, komunikasi hawkish RBA mengarahkan kami untuk mengharapkan kenaikan suku bunga lainnya di bulan Februari, dengan kenaikan lain yang kemungkinan akan menyusul di bulan Maret," kata kepala peramalan ekonomi makro untuk BIS Oxford Ekonomi, Sean Langcake.

Data dari Biro Statistik Australia (ABS) yang dirilis hari ini, Rabu (25/1/2023), menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) melonjak 1,9 persen pada kuartal keempat tahun 2022, melampaui perkiraan pasar sebesar 1,6 persen.

Inflasi tahunan Australia naik menjadi 7,8 persen, dari 7,3 persen, level tertinggi sejak 1990 dan lebih dari dua kali laju pertumbuhan upah.

Sementara untuk bulan Desember saja, CPI naik secara mengejutkan sebesar 8,4 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, dan naik dari 7,3 persen pada November.

Baca juga: Inflasi Australia pada September 2022 Naik ke Level Tertinggi Sejak 32 Tahun Terakhir, Ini Faktornya

Kenaikan harga yang berbasis luas dengan ukuran inflasi inti yang diawasi ketat naik 1,7 persen pada kuartal keempat 2022. Sedangkan laju tahunan menjadi 6,9 persen, jauh di atas perkiraan 6,5 persen.

Tekanan biaya juga meningkat di sektor jasa yang mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak 2008, didorong oleh biaya perjalanan liburan, makan di luar, dan makanan yang dibawa pulang.

Biaya perjalanan adalah salah satu penyebab kenaikan inflasi pada kuartal terakhir di 2022 dengan harga untuk liburan domestik naik 13 persen dan liburan ke luar negeri naik hampir 8 persen.

Baca juga: Semakin Banyak Kelas Menengah Australia Minta Bantuan ke Badan Amal

"Permintaan yang kuat, terutama selama periode liburan Natal, berkontribusi pada kenaikan harga untuk perjalanan liburan domestik dan tarif penerbangan internasional," kata kepala statistik harga ABS, Michelle Marquardt.

"Peningkatan yang terlihat untuk perjalanan domestik dan internasional jauh lebih tinggi daripada pergerakan kuartal Desember yang bersejarah," tambahnya.

Baca juga: China Mau Impor Batu Bara Australia, Sektor Energi Ambruk 4 Persen Bikin IHSG Longsor

Dengan tekanan inflasi yang semakin meluas, pasar bergerak dengan risiko setidaknya dua kenaikan suku bunga lagi dari RBA dengan swap menyiratkan puncak di atas 3,60 persen.

Kontrak berjangka untuk obligasi tiga tahun berbalik tajam menjadi turun 3 poin di 96,910, dan naik setinggi 97,090 sebelum data CPI dirilis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini