Dana yang diperoleh, sebanyak Rp4,2 miliar akan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik. Sekitar Rp30 miliar lainnya untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional Perseroan.
Dengan akan dibangunnya pabrik baru menggunakan dana hasil Penawaran Umum, diharapkan Perseroan dapat menaikkan kapasitas produksinya secara signifikan.
Perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan akan meningkat sebesar 45 persen per tahun selama periode 2022 – 2027 (45% CAGR).
Selain itu diharapkan harga penjualan produk juga akan mengalami kenaikan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan Perseroan dengan target pertumbuhan 56% per tahun untuk periode 2022 – 2027 (56% CAGR).
Analyst SF Sekuritas melihat harga Rp100 per saham cukup menarik dengan proyeksi pertumbuhan kinerja Perseroan di masa mendatang yang akan meningkatkan nilai Perusahaan.
Berdasarkan metode discounted free cash flow untuk periode 5 tahun, dan asumsi WACC sebesar 8,95 dan terminal value 5%, target PBV Perseroan adalah sebesar 2,8 kali berdasarkan proyeksi tahun 2023.
Nilainya lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata perusahaan lain yang dijadikan sebagai pembanding (Hain, Danone, Nestle, China Feihe dan Indofood).
Sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan bahwa investor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis.