Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Rusia berencana memangkas produksi minyak mentahnya hingga setengah juta barel per hari mulai Maret 2023 sebagai aksi balasan atas sikap negara-negara Barat yang memberlakukan pembatasan harga terhadap ekspor minyak Moskow.
"Kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip-prinsip batas harga," kata Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak.
“Rusia akan secara sukarela mengurangi produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari pada Maret. Ini akan berkontribusi pada pemulihan hubungan pasar,” sambungnya.
Dikutip dari CNN, pemangkasan tersebut setara dengan 5 persen produksi minyak Rusia.
Penurunan pasokan minyak Rusia juga berarti akan lebih banyak persaingan untuk mendapatkan barel dari sumber lain, seperti Timur Tengah, yang sekarang dibutuhkan Eropa, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya.
"Rusia saat ini memiliki kumpulan pembeli yang terbatas untuk minyak mentahnya dan kemungkinan telah menemukan batas atas penjualan ekspornya dalam waktu dekat, terutama ke China dan India," kata Alan Gelder, analis penyulingan, bahan kimia dan pasar minyak di Wood Mackenzie .
Harga minyak mentah Brent berjangka saat ini telah naik sebesar 2,2 persen menjadi 86,39 dolar AS per barel. Hal ini diyakini sebagai upaya antisipasi pengetatan pasokan global oleh para pengusaha.
Baca juga: Pembatasan Harga Minyak Rusia Picu Antrean Kapal Tanker di Lepas Pantai Turki