TRIBUNNEWS.COM -- Perdagangan saham dan rupiah pada Selasa (14/2/2023) berakhir cerah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,60 persen atau 41,71 poin ke 6.941,85, sedangkan rupiah Jisdor hari ini menguat 0,31% ke Rp 15.168 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), delapan indeks sektoral mendukung menghijaunya IHSG.
Baca juga: IHSG Terseret Seluruh Indeks Sektoral yang Tumbang, Dibuka Turun 0,29 Persen ke 6.872
Sektor kesehatan melesat 1,85%. Sektor energi melaju 1,22%. Sektor transportasi dan logistik melonjak 1,03%.
Sektor infrastruktur menguat 0,77%. Sektor barang baku menguat 0,49%. Sektor teknologi naik 0,32%. Sektor keuangan menguat 0,23%.
Sedangkan tiga sektor berakhir di zona merah saat IHSG naik. Sektor barang perindustrian turun 0,23%. Sektor barang konsumsi nonprimer melemah 0,23%. Sektor properti dan real estat turun 0,21%.
Top gainers LQ45 hari ini adalah:
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) 4,82%
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 4,48%
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 4,23%
Top losers LQ45 terdiri dari:
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) -2,65%
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -1,83%
PT Bank Jago Tbk (ARTO) -1,74%
Total volume transaksi bursa mencapai 18,95 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 7,96 triliun. Sebanyak 268 saham menguat. Ada 236 saham melemah dan 210 saham flat.
IHSG mengakumulasi kenaikan tipis 0,09% dalam sepekan terakhir. Tapi, penguata IHSG telah mencapai 1,33% sejak awal tahun.
Baca juga: Inflasi dan Suku Bunga Mulai Melandai, Laju IHSG Diperkirakan Sentuh Level 7.000 pada Februari 2023
Sementara itu rupiah kompak di seluruh pasar pada hari ini, Selasa (14/2). Kurs rupiah Jisdor hari ini menguat 0,31% ke Rp 15.168 per dolar AS.
Sedangkan kurs rupiah spot menguat 0,25% ke Rp 15.167 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.205 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah menguat setelah pemerintah Indonesia berencana untuk memaksa dana hasil ekspor agar tetap berada di dalam negeri setidaknya tiga bulan.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan devisa hasil ekspor akan mempertebal cadangan antara US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun.
Baca juga: Panen Sentimen Positif, IHSG Menguat 0,18 Persen
Rupiah menguat bersama dengan sejumlah mata uang Asia. Mata uang Asia mengantisipasi data inflasi AS yang akan dirilis nanti malam. Consumer price index (CPI) AS yang kuat kemungkinan akan menekan aset berisiko.
Won Korea memimpin penguatan mata uang Asia pada hari ini. Penguatan won disusul oleh yen Jepang, rupiah, ringgit Malaysia, dolar Taiwan, dolar Singapura, dan dolar Hong Kong.
Sementara peso Filipina, baht Thailand, rupee India, dan yuan China melemah terhadap the greenback. Di sisi lain, nilai tukar dolar AS justru melemah di hari kedua berturut-turut.
Selasa sore, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat ke 103,12 dari posisi kemarin 103,34.