TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cadangan batu bara di China diperkirakan hanya cukup untuk 35 tahun. Wajarlah bila China tergolong boros dalam mengimpor batu bara, khususnya dari Indonesia.
Hal itu disampaikan Founder Bumi Global Karbon (BGK) Foundation, Achmad Deni Daruri dalam keterangannyan Senin (20/2/2023).
Ia mengatakan, Indonesia perlu cermat dalam mengekspor batu bara. Khususnya, menghadapi derasnya permintaan dari China.
"Diperlukan upaya khusus agar usaha batu bara di Indonesia bersifat going concern, terus dipertahankan. Hati-hati dengan permintaan batu bara China," kata Deni.
Baca juga: China Mau Impor Batu Bara Australia, Sektor Energi Ambruk 4 Persen Bikin IHSG Longsor
Deni mengatakan, cadangan batu bara China diperkirakan mencapai 149,8 miliar ton.
Nomor empat terbesar di dunia. China memiliki cadangan batu bara terbukti yang setara dengan 34,7 kali konsumsi tahunan.
Berarti batu bara di China hanya cukup sekitar 35 tahun (pada tingkat konsumsi saat ini dan tidak termasuk cadangan yang belum terbukti).
Sedangkan Indonesia, kata Deni, cadangan batu baranya mencapai 24.910 juta ton (MMst). Atau nomor 11 di dunia, menyumbang 2 persen dari total cadangan batu bara dunia yang diperkirakan 1.139.471 juta ton (MMst).
"Indonesia memiliki cadangan terbukti setara dengan 242,7 kali konsumsi tahunannya. Artinya, batu bara bisa untuk 243 tahun di Indonesia. Pada tingkat konsumsi saat ini, dan tidak termasuk cadangan yang belum terbukti," terang Deni.
Berdasarkan data tersebut, lanjut Deni, wajar bila China tergolong rakus untuk impor batu bara asal Indonesia.
Agar cadangan batu baranya bisa diperpanjang lebih dari 35 tahun.
Sementara itu, negara dengan cadangan batu bara paling besar di dunia yakni Amerika Serikat (AS), sebanyak 22,3 persen cadangan dunia.
"Di pihak lain, China merupakan negara yang paling banyak dalam mengkonsumsi batu bara dunia, setelah itu diikuti India," tuturnya.
Dari mana China mengimpor batu bara? Deni menyebut Indonesia. Lebih dari 62 persen impor batu bara China berasal dari Indonesia.