News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Silicon Valley Bank Bangkrut

Profil Silicon Valley Bank yang Bangkrut dan Mengguncang Perbankan Global

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Silicon Valley Bank (SVB) menghadapi kebangkrutan dan memicu kepanikan perusahaan teknologi di Amerika Serikat dan mengguncang industri perbankan global.

Selain itu, SVB memprioritaskan perusahaan rintisan yang menerima pendanaan dari perusahaan modal ventura papan atas, seperti Sequoia Capital, New Enterprise Associates, atau Kleiner Perkins, sebagai cara untuk mengurangi risiko.

SVB mengakuisisi National InterCity Bank of Santa Clara pada 1986 dan membuka kantor pertamanya di Pantai Timur, dekat kota Boston, pada 1990.

Di bawah kepemimpinan Smith, SVB melakukan diversifikasi ke bisnis pinjaman real estat berisiko tinggi, yang mencapai 50 persen dari portofolionya pada awal 1990-an.

Bank of England menutup cabang Silicon Valley Bank (SVB) di Inggris dan akan memasukkannya ke dalam prosedur kebangkrutan bank. (Bloomberg)

Bank ini menjuluki dirinya sebagai “The financial partner of the innovation economy”, karena membantu keuangan startup untuk bisa tumbuh dan berkembang.

Selain untuk perusahaan rintisan, SVB juga menyediakan layanan keuangan dengan wilayah operasi secara global untuk para investor dan perusahaan sektor privat maupun publik.

Sebelum ditutup, SVB pernah masuk dalam 20 bank komersial terbesar di Amerika serikat pada 2022, berdasarkan data dari FDIC.

Kategori ini didapatnya karena total aset yang dimiliki SVB. Menurut FDIC, per akhir Desember 2022, Silicon Valley Bank memiliki total aset sekitar 209 miliar dollar AS dan total simpanan 175 miliar dollar AS.

Bank ini berhasil membuka sebanyak 15 kantor baru sejak 1996 dan memiliki 29 kantor internasional di beberapa negara.

Keruntuhan SVB

Silicon Valley Bank menghadapi krisis modal akibat sikap agresif Federal Reserve AS (The Fed) dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi Amerika Serikat (AS) yang meroket.

Sebelumnya, The Fed memberlakukan kebijakan suku bunga nol persen selama pandemi Covid-19.

Kebijakan tersebut dilakukan guna meningkatkan aktivitas belanja masyarakat sehingga menguntungkan pelaku bisnis atau perusahaan. Tidak terkecuali perusahaan di sektor teknologi.

Banyak perusahaan teknologi akhirnya menyimpan dana di SVB. Hal ini berakibat nilai deposito atau simpanan di SVB meningkat, mendorong bank untuk melakukan investasi besar-besaran, terutama di obligasi jangka panjang.

Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. Silicon Valley Bank menghadapi krisis modal akibat sikap agresif Federal Reserve (The Fed) dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi Amerika Serikat yang meroket.  (Ledger Insights)

Namun, The Fed menaikkan suku bunga secara bertahap dalam setahun terakhir untuk menekan inflasi AS berada di kisaran dua persen.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini