News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mitra Kerja PHR Akui Pelaksanaan HSSE di Lingkungan Kerja Dilakukan Secara Disiplin

Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi aktivitas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejumlah mitra kerja atau vendor mengakui ketatnya kebijakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam menerapkan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah mitra kerja atau vendor mengakui ketatnya kebijakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam menerapkan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). 

Kecelakaan bisa terjadi ketika ada kesalahan manusia (human error) yang tak mematuhi kebijakan yang sudah ditentukan.

Corporate Management Representative PT Iskandar Sari Andalas, Arifin menegaskan HSSE adalah komitmen tertinggi dalam operasi.

"Jika operasi tidak selamat, lebih baik kami tidak melakukannya," kata Arifin dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (18/3/2023).

Selama ini, menurut Arifin, langkah-langkah seperti coaching clinic yang dilakukan PHR sangat membantu bagi vendor untuk tetap bekerja sesuai ketentuan keselamatan.

Baca juga: PHR Perkuat Aspek Keselamatan Karyawan di Lingkungan Kerja

Dengan kata lain, PHR tidak pernah lalai untuk senantiasa menjaga dan mengoptimalkan kemampuan vendor dalam bekerja dalam koridor keselamatan.

"Kejadian-kejadian yang adanya insiden mungkin itu disebabkan oleh kelalaian PIC, kemudian tidak adanya awareness perusahaan terhadap cara memonitor karyawan dalam berlaku safety secara operasional. Jadi lebih ke human error sebenarnya," kata Arifin.

Arifin mengakui kuatnya komitmen PHR terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Hal yang terpenting adalah komitmen untuk mematuhi semua peraturan perundang-undangan, standar, sistem tata kerja, dan persyaratan pemangku kepentingan.

Aspek HSSE dikedepankan dalam membuat seluruh keputusan bisnis dan operasional.

Baca juga: Platform metaNesia Milik Telkom Dukung Digitalisasi PHR Dalam Penyediaan Pelatihan Secara Virtual

Hal serupa juga dilontarkan CMR PT Buma Perindah Indo, Setiawan.

Dia merasa kebijakan keselamatan di PHR sudah sejalan dan sesuai dengan apa yang dilakukan perusahaannya selama ini. 

"Secara komitmen kita juga sudah ada komitmen untuk safety dari presiden direktur langsung. Itu pasti semua perusahaan harusnya punya," katanya.

Setiawan senantiasa mengingatkan kepada seluruh pegawai untuk saling jaga.

Memang kita perlu koreksi teman-teman. Safety behavior itu melekat di pribadi, dengan jangan mengandalkan teman-teman. Safety itu kebutuhan kita," kata Setiawan.

Baca juga: Pengalaman Riko Naufal Kuliah di Negeri Seberang Melalui Program Pertukaran Mahasiswa PHR

Setiawan sepakat jika setiap vendor (mitra kerja) PHR harus memiliki komitmen yang sama kuatnya dan tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun yang berisiko pada keselamatan jiwa.

"Kita sudah bekerja di sektor maintenance rata-rata lima sampai sepuluh tahun, melakukan kegiatan yang sama bertahun-tahun."

"Jadi jangan anggap remeh kejadian fatality. Insiden itu bisa kepada siapa saja, kepada kita yang sudah ahli dan sudah rutin pun begitu," katanya.

Dalam level tertentu, HSSE PHR menjadi panduan vendor untuk diadopsi.

"Kalau kita sih masih adopsi juga ya dari PHR. Misalnya untuk keamanan, sebelum melakukan pekerjaan, ada briefing terlebih dulu mengenai zero fatality. Kami mereview aspek HSSE, potensi bahaya di lapangan, serta penggunaan PPE-nya," kata Tifany, HSE PT Titi Sampurna Inspection.

Baca juga: Program Pencegahan Stunting PHR Bersama Pemkab Kampar Dipuji Presiden Jokowi

PT Iskandar Sari Andalas sudah bekerja bersama PHR sejak peralihan dari Chevron dan hingga saat ini tidak pernah mengalami kecelakaan kerja.

Kedisplinan yang ditekankan PHR menjadi salah satu kunci.

Pengendalian risiko untuk menjamin aspek kesehatan dan keselamatan kerja, keselamatan proses, keamanan, lingkungan, aset, reputasi, dan keberlangsungan bisnis tak bisa diabaikan.

Komitmen ini juga menyangkut hubungan dan kerja sama yang baik dan profesional dalam pengelolaan HSSE dengan semua pemangku kepentingan. 

Arifin menegaskan, kunci dasarnya adalah membangun kesadaran dari level bawah frontliner atau orang yang berada di garda terdepan pekerjaan.

"Karena mereka sendiri yang akan bersentuhan langsung dengan pekerjaan-pekerjaan yang berisiko," katanya.

Menurut Arifin, pekerjaannya tidak mudah.

"Konsentrasinya adalah meningkatkan kesadaran dari level paling bawah. Level atas ini berupaya mengingatkan dan mensosialisasikan program, serta berupaya menjamin program agar dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional," katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini