Ia juga memastikan impor beras tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat saat ini masih periode panen raya.
Zulhas mengatakan, opsi impor beras tetap disiapkan guna mengantisipasi ketersediaan beras pemerintah.
"Belum sekarang ini (impor beras) kan lagi panen raya enggak mungkin, tapi kalau kita enggak beli nanti enggak ada (stok) gimana?," tuturnya.
Jangan Grasah-grusuh
Anggota Komisi IV DPR Saadiah Uluputty meminta Pemerintah meninjau ulang rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton.
“Berhenti grasah-grusuh untuk membuka kran impor beras. Jangan mengambil Langkah sepihak tanpa menimbang banyak aspek”, kata Saadiah Uluputty.
Baca juga: Menjelang Ramadan Harga Beras Semakin Melonjak, Pemerintah Berencana Impor Lagi
Anggota Fraksi PKS ini dengan tegas menolak keinginan suara pemerintah untuk impor beras saat memasuki panen raya.
“Impor beras mesti ditolak tegas. Panen raya akan memasuki bulan Maret April hingga Mei 2023. Rencana impor saat panen raya mencekik leher petani. Cukup ironi”, lanjut Saadiah.
Data Kementerian Pertanian dan BPS, stok beras nasional sedang surplus 1,7 juta ton.
Tahun ini ada survei cadangan beras yang juga dilakukan BPS, stok beras di akhir Juni 9,71 juta ton.
Saadiah memaparkan, mengacu data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS mencatat produksi beras Januari-April 2023 sebesar 13,79 juta ton, naik 0,56 persen dibanding periode yang sama 2022.
Produksi beras pada Mei sampai Desember 2023 pun diperkirakan cukup tinggi dengan mengacu tren produksi beras di tahun-tahun sebelumnya, misalnya 2022.
Pada Mei 2022, produksi beras sebesar 2,38 juta ton, Juni 2,51 juta ton, Juli 2,71 juta ton, Agustus 2,35 juta ton, September 2,50 juta ton, Oktober 2,38 juta ton, November 1,88 juta ton dan Desember 1,11 juta ton.
“Panen Raya tahun 2023 hingga April menghasilkan produksi gabah atau beras yang tinggi sehingga Indonesia akan mengalami surplus. Maka tidak ada alasan import dilakukan," ujarnya.