News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua The Fed Peringatkan Pertarungan Inflasi Masih Berlanjut, Wall Street Langsung Melemah Tajam

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdagangan saham di bursa Wall Street berakhir melemah tajam setelah The Fed menetapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, Rabu (22/3/2023) kemarin.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Perdagangan saham di bursa Wall Street berakhir melemah tajam pada Rabu (22/3/2023), setelah Federal Reserve (The Fed) menetapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin dan mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan karena gejolak di pasar keuangan.

Ketiga indeks saham utama AS, yang awalnya melonjak setelah The Fed merilis pernyataan mengenai kebijakannya, bergerak lebih rendah karena investor mencerna pernyataan tersebut dan komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell.

"Pasar terdorong ketika mendengar bahwa Fed telah mempertimbangkan untuk berhenti sepenuhnya dan kemudian kecewa ketika Powell mengklarifikasi bahwa tangan mereka tidak terikat dan bahwa mereka dapat terus menaikkan suku bunga jika perlu," kata kepala investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli, yang dikutip dari Reuters.

Dow Jones Industrial Average turun 530,49 poin, atau 1,63 persen, menjadi 32.030,11. Sedangkan S&P 500 kehilangan 65,9 poin, atau 1,65 persen, menjadi 3.936,97, dan Nasdaq Composite turun 190,15 poin, atau 1,6 persen, menjadi 11.669,96.

Semua 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi di zona negatif, dengan saham real estat mengalami penurunan persentase paling tajam, yang menjadi penurunan harian terbesar sejak 13 September.

Sektor perbankan berbalik arah setelah rebound dalam dua sesi sebelumnya, dengan indeks S&P Banks dan indeks KBW Nasdaq Regional Banking masing-masing turun 3,7 persen dan 5,3 persen.

Saham First Republic tergelincir 15,5 persen dalam perdagangan yang fluktuatif di tengah kekhawatiran bahwa pemberi pinjaman kemungkinan perlu memperketat keuangannya atau mencari dukungan pemerintah.

Pacific Western Bank mengumumkan pihaknya telah mengumpulkan 1,4 miliar dolar AS dari perusahaan investasi Atlas SP Partners. Saham bank ini turun 17,1 persen selepas pengumuman itu.

Baca juga: The Fed Kembali Kerek Suku Bunga 25 Bps di Tengah Gejolak Industri Perbankan AS

Sementara saham GameStop Corp melonjak 35,2 persen, setelah perusahaan pengecer untuk produk video game membukukan laba kuartal keempat 2022 yang mengejutkan.

Saham platform e-commerce mobil bekas Carvana Co melonjak 6,3 persen, menyusul pengumumannya bahwa perusahaan memperkirakan kerugian kuartal yang lebih kecil sebagai akibat dari langkah-langkah pemotongan biaya operasional.

Saham Virgin Orbit Holdings Inc melonjak 33,1 persen, setelah perusahaan peluncuran satelit itu mengumumkan akan melanjutkan operasinya.

Baca juga: Miliarder AS Elon Musk dan Bill Ackman Desak The Fed Berhenti Kerek Suku Bunga Acuan

Sedangkan saham Nike Inc turun 4,9 persen, setelah produsen pakaian olahraga itu menaikkan prospek pendapatan setahun penuh pada Selasa (21/3/2023), seraya memperingatkan tekanan margin.

Volume di bursa AS mencapai 11,84 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,70 miliar saham dalam 20 hari terakhir perdagangan.

Sementara itu, dalam pernyataan The Fed, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan beberapa pengetatan tambahan mungkin dilakukan, tetapi mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan di masa depan mengingat gejolak yang baru-baru ini terjadi di sektor keuangan.

Baca juga: Jerome Powell: The Fed Ragu-ragu Percepat Kenaikan Suku Bunga

Bursa saham AS berbalik menuju ke zona negatif, setelah pernyataan Powell dan sesi tanya jawab di mana dia berjanji untuk berupaya menjaga sistem perbankan tetap sehat, namun menegaskan kembali komitmen bank sentral AS untuk mengekang inflasi.

"Indeks salah karena ada begitu banyak yang dipertaruhkan, menjadi yang pertama mengevaluasi dampak dari pernyataan tersebut dan konferensi pers berikutnya," kata kepala strategi investasi CFRA Research di New York, Sam Stovall.

"Mungkin investor mengharapkan The Fed menghentikan kenaikan ini, mengungkapkan ketidaksenangan mereka bahwa kenaikan suku bunga mungkin berlanjut untuk satu atau dua pertemuan lagi," sambungnya.

Investor tetap khawatir dengan pertarungan agresif The Fed dalam melawan inflasi yang dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi, dan gejolak baru-baru ini di sektor perbankan, yang dipicu oleh kegagalan SVB Financial Group dan Signature Bank, telah menambah ketakutan tersebut.

Aksi jual diperparah oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, di hadapan anggota parlemen bahwa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) tidak mempertimbangkan "asuransi selimut" untuk simpanan yang timbul dari masalah yang menerpa sektor perbankan.

https://www.reuters.com/markets/us/futures-edge-lower-caution-ahead-fed-rate-decision-2023-03-22/

image.png
Seorang trader bekerja di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, pada Rabu, 9 November 2022. Saham AS turun setelah The Fed menetapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin dan mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga mengingat gejolak yang terjadi di pasar keuangan.Sumber: Michael Nagle via Bloomberg.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini