News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kenaikan Suku Bunga Sudah Mendekati Puncak, Bagaimana Prospek Investasi Obligasi?

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi obligasi. Potensi pasar obligasi korporasi Indonesia akan tumbuh lebih baik menjelang puncak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fixed Income, Analyst PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Doni Kuswantoro mengatakan, arah kebijakan suku bunga terkini semakin mendekati puncak kenaikan.

Lalu, bagaimana prospek pasar obligasi korporasi Indonesia dari sisi tingkat pengembalian hasil dan potensi penguatan harga?

"Kami melihat potensi pasar obligasi korporasi Indonesia akan tumbuh lebih baik menjelang puncak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia," ujar Doni melalui risetnya, Selasa (28/3/2023).

Baca juga: Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga Bikin Masyarakat Tunda Pembelian Properti

Menurutnya, setelah puncak suku bunga tercapai maka suku bunga komersial, termasuk imbal hasil obligasi negara Indonesia diperkirakan akan menurun.

"Dengan demikian, dapat mendorong penerbitan obligasi korporasi. Kebutuhan untuk ekspansi dan refinancing di tengah terkendalinya tingkat inflasi dan membaiknya daya beli masyarakat akan menarik minat perusahaan menerbitkan obligasi," katanya.

Apabila hal ini terealisasi, Doni yakin, bahwa investasi pada obligasi korporasi akan menghasilkan kinerja menarik seiring potensi penurunan suku bunga ke depannya.

Kemudian, apa faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam memilih obligasi korporasi, terutama dalam menghasilkan keuntungan?

Doni menjelaskan, tingkat imbal hasil obligasi korporasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Surat Utang Negara (SUN) membuatnya menjadi satu di antara alternatif investasi pada kelas aset obligasi.

Namun, risiko kredit dan risiko likuiditasnya yang juga relatif lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah tetap harus dicermati.

Untuk itu, prospek industri atau sektor dan kualitas kredit yang direpresentasikan dengan peringkat kredit atau credit rating menjadi pertimbangan awal dalam memilih obligasi korporasi guna memitigasi risiko kredit dari suatu penerbit obligasi.

"Untuk meminimalisasi risiko likuiditas, investor dapat memilih penerbit obligasi yang cukup aktif di pasar surat utang. Sebagai gambaran, berdasarkan data Pefindo, obligasi korporasi dengan peringkat AAA masih mendominasi lebih dari 40 persen outstanding pasar obligasi korporasi Indonesia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini