News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Saham Asia Naik Tipis di Tengah Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layar publik yang menampilkan Bursa Efek Shenzhen dan angka Indeks Hang Seng di Shanghai, China, pada 7 Februari 2022. Saham Asia naik tipis pada perdagangan Senin (10/4/2023), di tengah menguatnya ekspektasi mengenai kenaikan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed).

Data inflasi akan membentuk jalur yang akan diambil oleh The Fed dalam perjuangannya melawan kenaikan harga. Notulen rapat terakhir bank sentral AS pada bulan lalu juga dijadwalkan akan dirilis pada Rabu.

Dengan meningkatnya kekhawatiran resesi, para investor bertaruh bahwa kekacauan dalam sistem perbankan yang dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank pada bulan lalu akan memperketat kondisi kredit.

Para trader semakin yakin the Fed akan memangkas suku bunga pada paruh kedua untuk menangkal penurunan ekonomi.

Namun, beberapa analis melihat adanya ketidaksesuaian antara kemungkinan langkah The Fed dan ekspektasi pasar.

"Tidak hanya inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat yang membuat pemangkasan suku bunga tidak mungkin terjadi," menurut para ahli strategi Citi.

"Namun kami melihat inflasi yang terlalu kuat secara terus-menerus akan menyebabkan kenaikan lebih lanjut, " tambah mereka.  

Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun menjadi 3,951 persen, setelah ditutup pada 3,993 persen dalam perdagangan singkat hari Jumat.

Sementara Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun berada di 3,372 persen.

Baca juga: Bursa Asia Jatuh Jelang Pengumuman Data Ekonomi Pekan Ini

Bagian dari kurva imbal hasil obligasi AS yang diawasi secara ketat yang mengukur selisih antara imbal hasil obligasi dua dan 10 tahun, yang dilihat sebagai indikator ekspektasi ekonomi, berada di -57,7 basis poin.

Kurva ini telah terbalik sejak Juli tahun lalu dan biasanya memprediksi resesi.

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,225 persen menjadi 102,25, naik dari level terendah dua bulan di 101,40 yang disentuh indeks dolar pada minggu lalu.

Euro turun 0,06 persen menjadi 1,0891 dolar AS, sementara poundsterling terakhir berada di  level 1,24, dolar AS turun 0,10 persen pada hari ini.

Yen melemah 0,41 persen menjadi 132,69 per dolar AS seiring dengan gubernur bank sentral Jepang yang baru Kazuo Ueda mengambil alih jabatan dari Haruhiko Kuroda.

Ueda, yang mulai menjabat pada bulan ini, akan mengadakan konferensi pers perdananya pada hari ini pukul 10.15 GMT.

Emas spot turun 0,8 persen menjadi 1,992.35 dolar AS per ons. Emas berjangka AS turun 0,95 persen menjadi 1.992,80 dolar AS per ons.

Minyak mentah AS turun 0,09 persen menjadi 80,63 dolar AS per barel dan Brent berada di 85,00 dolar AS, turun 0,14 persen pada perdagangan hari ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini