Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekrit yang menetapkan kontrol sementara atas aset Rusia dari dua perusahaan energi asing.
Keputusan yang diambil oleh Putin tersebut menguraikan kemungkinan pembalasan jika aset Rusia yang berada di luar negeri disita.
Selain itu, keputusan tersebut juga mengatakan perlunya Rusia mengambil langkah-langkah mendesak untuk menanggapi tindakan yang tidak ditentukan dari Amerika Serikat (AS) dan lainnya yang dikatakan "tidak ramah dan bertentangan dengan hukum internasional".
Baca juga: Rusia Kecam Pers Jerman soal Artikel Bunuh Vladimir Putin Bisa Akhiri Perang di Ukraina
“Saham di kedua entitas tersebut telah ditempatkan dalam kendali sementara Rosimushchestvo, badan properti pemerintah federal,” kata keputusan itu.
Rosimushchestvo mengatakan lebih banyak perusahaan asing dapat menemukan aset mereka di bawah kendali sementara Rusia. Badan tersebut juga akan memastikan aset dijalankan sesuai dengan kepentingannya bagi perekonomian.
"Keputusan itu tidak menyangkut masalah kepemilikan dan tidak menghilangkan pemilik aset mereka. Manajemen eksternal bersifat sementara dan berarti pemilik asli tidak lagi memiliki hak untuk membuat keputusan manajemen," kata kantor berita Rusia, TASS, Selasa (25/4/2023).
Baca juga: Kremlin: Putin Lakukan Kunjungan Mendadak di Timur Ukraina
Februari lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Rusia harus menanggung biaya kerusakan yang disebabkan oleh perangnya di Ukraina, meskipun ada "hambatan hukum yang signifikan" untuk menyita aset utama Rusia yang dibekukan.
Di samping itu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mempertimbangkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan, di bawah sanksi terhadap Moskow untuk membangun kembali Ukraina.