News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Amerika Serikat Gagal Bayar Utang

Pengertian dan Penyebab Default, Ancaman Gagal Bayar Utang yang Bawa Bencana Bagi Prospek Ekonomi AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyatakan utang Pemerintah AS  membengkak 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.

3. Islandia

Islandia menjadi negara selanjutnya yang pernah mengalami gagal bayar utang pada 2008.

Default dialami negara Nordik tersebut setelah tiga bank terbesarnya, yaitu Glitnir, Kaupthing, dan Landsbanki bangkrut dan gagal membayarkan tagihan utang lebih dari 85 miliar dollar AS.

Kondisi ekonomi Islandia kian parah usai kepala pemerintahan negara itu memilih untuk memotong kekayaan deposan dari 50.000 deposan.

Sayangnya cara tersebut gagal menstabilkan kondisi ekonomi, justru masyarakat Islandia semakin mengalami kesengsaraan yang berkepanjangan.

4. Sri Lanka

Mengutip dari BBC International, Sri Lanka telah gagal bayar utangnya untuk pertama kalinya dalam sejarahnya karena negara itu tidak bisa melunasi tagihan utang sebesar lebih dari 100 miliar dolar AS pada pertengahan tahun lalu.

Ini terjadi lantaran dampak dari adanya krisis valuta asing atau mata uang, yang disebabkan oleh kesalahan pengelolaan ekonomi selama berlangsung pandemi Covid-19.

Pekerja melewati proyek untuk Colombo Port City, yang dikembangkan oleh China Harbour Engineering Co., sebuah unit bisnis dari China Communications Construction Co., di Colombo, Sri Lanka, pada 2018. (Atul Loke via Bloomberg)

Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya lonjakan harga pangan dan bahan bakar di pasar global.

Hal tersebut yang kemudian kondisi ekonomi Sri Lanka mengalami krisis di tengah melonjaknya harga makanan sebanyak 84,6 persen, sementara harga barang non-makanan naik 57,1 persen.

IMF cari mekanisme baru cegah default

Guna menghambat dampak resesi, Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkap bahwa para petinggi tengah mencari mekanisme baru untuk mencegah terjadinya ancaman default terutama bagi negara – negara berkembang.

Diantaranya dengan memberikan suntikan dana dengan cara melakukan pemberi pinjaman jalur kredit secara ekstensif untuk menjaga kredibilitas ekonomi suatu negara

Ilustrasi logo IMF. (Chatham House)

Pemberian suntikan dalam bentuk insentif dimaksudkan untuk mencegah negara-negara berpenghasilan rendah tidak melakukan pinjaman secara berlebihan.

Untuk mendukung rencana tersebut, pekan ini IMF juga akan mengadvokasi bank sentral untuk melanjutkan upaya mereka dalam menahan inflasi serta menekankan langkah-langkah fiskal dengan baik agar tidak mengganggu target penurunan inflasi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini