3. Islandia
Islandia menjadi negara selanjutnya yang pernah mengalami gagal bayar utang pada 2008.
Default dialami negara Nordik tersebut setelah tiga bank terbesarnya, yaitu Glitnir, Kaupthing, dan Landsbanki bangkrut dan gagal membayarkan tagihan utang lebih dari 85 miliar dollar AS.
Kondisi ekonomi Islandia kian parah usai kepala pemerintahan negara itu memilih untuk memotong kekayaan deposan dari 50.000 deposan.
Sayangnya cara tersebut gagal menstabilkan kondisi ekonomi, justru masyarakat Islandia semakin mengalami kesengsaraan yang berkepanjangan.
4. Sri Lanka
Mengutip dari BBC International, Sri Lanka telah gagal bayar utangnya untuk pertama kalinya dalam sejarahnya karena negara itu tidak bisa melunasi tagihan utang sebesar lebih dari 100 miliar dolar AS pada pertengahan tahun lalu.
Ini terjadi lantaran dampak dari adanya krisis valuta asing atau mata uang, yang disebabkan oleh kesalahan pengelolaan ekonomi selama berlangsung pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya lonjakan harga pangan dan bahan bakar di pasar global.
Hal tersebut yang kemudian kondisi ekonomi Sri Lanka mengalami krisis di tengah melonjaknya harga makanan sebanyak 84,6 persen, sementara harga barang non-makanan naik 57,1 persen.
IMF cari mekanisme baru cegah default
Guna menghambat dampak resesi, Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkap bahwa para petinggi tengah mencari mekanisme baru untuk mencegah terjadinya ancaman default terutama bagi negara – negara berkembang.
Diantaranya dengan memberikan suntikan dana dengan cara melakukan pemberi pinjaman jalur kredit secara ekstensif untuk menjaga kredibilitas ekonomi suatu negara
Pemberian suntikan dalam bentuk insentif dimaksudkan untuk mencegah negara-negara berpenghasilan rendah tidak melakukan pinjaman secara berlebihan.
Untuk mendukung rencana tersebut, pekan ini IMF juga akan mengadvokasi bank sentral untuk melanjutkan upaya mereka dalam menahan inflasi serta menekankan langkah-langkah fiskal dengan baik agar tidak mengganggu target penurunan inflasi