Promosi kepada masyarakat pun menemui hambatan.
Masyarakat diawal ragu karena takut menjadi korban penipuan.
"(diremehkan) ditanya emang bisa transfer. Saya bilang bisa dan kasih contoh. Akhirnya di cek sendiri ke ATM, uangnya sudah masuk. Sekarang malah jadi nasabah," kenang Syafrison.
Tak butuh waktu lama Syafrison pun mampu menguasai mesin EDC yang difasilitasi oleh BRI.
Selain belajar ototidak, ia gemar mengikuti beragam gathering agen BRILink.
"Ototidak, awal saja diajarin tapi setiap gathering ada sosialisasi begini caranya diajarin," ujarnya.
Volume Transaksi Pernah Capai Rp 1 Miliar
Syafrison mengingat, masa kejayaan menjadi agen BRILink ada pada tahun 2016-2019.
Di tiga tahun awal itu, ia menyatakan volume transaksinya pernah mencapai Rp 1 miliar.
"2016-2019 se Pasar Minggu (nasabah) saya pegang. Kalau sekarang udah enggak. 2019, 2020 kebawah karena udah banyak (agen BRILink) dan pandemi juga," kata dia.
Meski saat ini transaksi tidak sebanyak 3 tahun awal, ia tetap senang menjadi agen BRILink.
Baca juga: Cara Mudah dan Praktis Bayar Tagihan Shopee PayLater Melalui M-Banking BCA, BNI, BRI, dan Mandiri
Selain modalnya mudah, semua fasilitas juga diberikan oleh BRI seperti spanduk, mesin EDC, kertas mesin EDC, maupun gathering berkala.
Petugas agen BRILink atau PAB Indra untuk kantor cabang Pasar Minggu Indra Fardila mengatakan, Syafrison merupakan salah satu agen BRI link yang terbilang sukses di kawasan Pasar Minggu.
Transaksinya mencapai 500an setiap bulan dengan fee sistem mencapai Rp 3 juta.
"Salah satunya pak Syafrison ini. Beliau transaksinya banyak. Dia juga masuk kelas jawara. Transaksinya tinggi sampe 500 transaksi per bulan. Fee-nya secara sistem sebulan Rp 3 juta," ujar Indra yang ditemui di tempat yang sama.