Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penjual es kelapa original Mochamad Saidina membagikan pengalaman usahanya yang menerapkan alat pembayaran QRIS.
Ia menuturkan, penggunaan QRIS untuk usahanya di Rumah Pohon Jagakarsa ini baru dimulai tahun 2021.
Menurutnya dibandingkan dengan pembayaran cash, QRIS lebih praktis.
"Kurang lebih 1 tahun ini saya pakai QRIS. Bagus, enggak cari-cari uang receh lagi untuk kembalian," kata dia yang ditemui di Cilandak, Sabtu (20/05/2023).
Saidina menuturkan, ketika membuka usahanya di tahun 2020, penggunaan QRIS pada usaha mikro masih sangat jarang.
Karena itulah, ia tidak terlalu berkeinginan menggunakan QRIS.
Namun semakin berkembang usahanya, sistem pembayarannya kini juga beralih ke QRIS.
Baca juga: Pembayaran Digital dengan QRIS Sentuh Pelaku Usaha Mikro
"Allahmdulilah selama pakai pembayaran QRIS kurang lebih 1 tahun ini, tidak ada eror," kata pria berusia 42 tahun ini.
"Enak sih simpel enggak butuh nuker- nuker recehan untuk kembalian," lanjut Saidina.
Usaha es kelapa original miliknya ini rata-rata menghasilkan 300 - 400 ribu dalam sehari.
Mantan sekurity ini berharap, usahanya makin berkembang.
"Kalau sebulan bisa 12 juta itu pendapatan kotor. Belum dikurangi beli kelapa, gula, es batu, dan bayar pegawai. Kedepan saya inginnya usaha ini terus berkembang," tutur pria yang tinggal di Jagakarsa ini.
Salah satu pembeli es kelapa, Didin mengungkapkan, pembayaran non tunai dengan QRIS sama-sama tidak merepotkan bagi penjual dan pembeli.
Dari sisi penjual tidak perlu lagi menyediakan uang receh.