Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan penyediaan energi nasional khususnya di bidang ketenagalistrikan kini tidak hanya untuk memenuhi kecukupan daya, namun harus memperhatikan aspek lingkungan melalui pengurangan emisi karbon di pembangkit tenaga listrik.
Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor energi sebesar 358 juta ton CO2 atau 12,5 persen dengan kemampuan sendiri atau 446 juta ton CO2 atau 15,5 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030 sesuai dokumen National Determined Contribution (NDC).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Jisman P Hutajulu mengatakan, berbagai aksi mitigasi sektor energi yang telah dilakukan Pemerintah.
Di antaranya implementasi energi baru dan terbarukan, pengaplikasian efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon serta penggunaan teknologi bersih.
Dia mengatakan, setiap tahun, penurunan emisi terus meningkat di atas target. Pada tahun 2021, sektor energi mampu mengurangi emisi GRK sebesar 70 juta ton CO2.
"Selain itu, untuk mencapai target NDC dan transisi energi menuju Net Zero Emission, peran pemanfaatan EBT akan sangat krusial," kata Jisman di acara silaturahmi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bertajuk Kesiapan Sektor Ketenagalistrikan Indonesia dalam Pencapaian Target National Determined Contribution (NDC) 2030 melalui Pengembangan Renewable Energy di Jakarta belum lama ini.
Jisman menambahkan, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang No.16 tahun mengenai Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim.
Selain itu agenda transisi energi bersih berkelanjutan menuju net zero emission juga menjadi salah satu dari egenda presidensi G20 Indonesia tahun 2022.
Baca juga: Aturan Berubah-ubah, METI Hadapi Tantangan Kembangkan Energi Terbarukan di Indonesia
"Juga kesuksesan presidensi Indonesia dilanjutkan melalui Keketuaan Asean 2023 yang salah satu pilarnya adalah sektor energi," katanya.
Ketua Umum MKI, Evy Haryadi mengatakan pihaknya mendukung pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2030.
Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama dengan banyak pihak untuk membantu menurunkan emisi terutama dibidang ketenagalistrikan.
Baca juga: Rusia-China Kian Harmonis, Jalin Kerja Sama Energi Terbarukan Bersama
Oleh karena itu, dalam rangka Hari Listrik Nasional 23, MKI menghadirkan acara Enlit Asia 2023 yang akan berlangsung pada 14 – 16 November 2023 dengan tema Strengthening Asean Readiness in Energy Transition yang akan diikuti 350 peserta pameran.
"Kami berharap dukungan dari para pemangku kepentingan yang hadir pada hari ini dapat memberikan kontribusi pada pencapaian Indonesia pada net zero emission pada 2030," katanya.
Silaturahmi MKI dan Grand Launching Hari Listrik Nasional ke-78 - Enlit Asia 2023 juga membahas isu-isu komersial dan strategis yang diharapkan dapat mempercepat transisi ke sistem tenaga listrik yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca juga: ASEAN Butuh 29,4 Triliun Dolar AS Untuk 100 Persen Transisi ke Energi Terbarukan
Yakni evolusi sistem tenaga tradisional, integrasi teknologi bersih generasi berikutnya dan kerangka kerja serta pembiayaan yang mendukung transisi ini, akan menjadi fokus pembahasan.
Indonesia telah mengajukan proposal baru terkait nationally determined contribution (NDC), yang diajukan kepada PBB, mengurangi emisi karbon hingga 32 persen atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030.