"Dulu kami bahkan punya slogan kalau Rumah BUMN itu rumah kedua kami. Tiap hari posting produk di situ, ada wifi, ada PC ada laptop, kami manfaatkan," imbuhnya.
Pengetahuan dasar dunia digital, dari teknologi hingga pemasaran ia dapatkan dari Rumah BUMN Solo.
Kini, usaha sangkar burung yang diberi nama Eank Solo ini sudah merambah ekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa.
"Saya kerap konsultasi, pas dapet buyer dari luar, saya konsultasi bagaimana jawabnya, langsung dibantu, jawabannya gini gini gini."
"Seperti konsultasi dengan keluarga, tidak ada jarak," ujarnya.
Baca juga: Dorongan Rumah BUMN Solo, UMKM Perajin Sangkar Burung dari Limbah Pipa Bisa Go Digital dan Go Ekspor
Bantu UMKM Naik Kelas
Manfaat Rumah BUMN Solo juga dirasakan Kristanti Nareswari, pelaku UMKM perajin produk dari limbah koran.
Tangan kreatif Nares bisa 'menyulap' koran bekas menjadi tas, keranjang, vas, tempat tisu, kalung, hingga jepit rambut.
Mulai belajar membuat produk pada 2014, Nares mulai serius menggeluti usahanya pada 2018 dan bergabung dengan Rumah BUMN Solo.
Nares mengaku mendapat banyak pengalaman yang membuat usahanya naik kelas.
"Saat bergabung dengan Rumah BUMN Solo mulai ikut pameran, pelatihan, dan pengembangan usaha," ujar Nares saat ditemui di kediamannya.
Nares juga sempat mengikuti BRI Incubator 2020, program pengembangan UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas.
Produk Setyo Handmade kini sudah dipasarkan mulai dari Jakarta Bali, Riau, Batam, Kalimantan, Maluku, dan daerah lainnya.
Nares juga mendapat jejaring dari Rumah BUMN Solo.