Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC) dipercaya mempercepat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika atau The Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu, ITDC kembali mendapat penugasan yang ketiga oleh pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2021, untuk pembangunan dan pengembangan kawasan Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
KEK Pariwisata Mandalika dibangun sejak tahun 2015 di atas lahan dengan luas kurang lebih 1174 hektare.
Direktur Utama ITDC Ari Respati menyampaikan, untuk membangun dan mengembangkan kawasan ini, membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak.
"Butuh dukungan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah, dan stakeholder terkait serta masyarakat sekitar kawasan The Mandalika, bersama-sama dalam mendukung pembangunan dan pengembangan The Mandalika, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB," papar Ari dalam keterangannya, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Ari, melalui event internasional di kawasan The Mandalika seperti MotoGP dan World SBK, telah memberikan multiplier effect bagi masyarakat yang dibuktikan melalui besarnya dampak ekonomi bagi NTB dan nasional.
Ia menyebut, dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp 3.570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp 4.500 miliar bagi perekonomian nasional.
Penyelenggaraan MotoGP 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang, serapan tenaga kerja 4.600 orang, estimasi belanja penonton Rp 545.22 miliar, perputaran uang penonton Rp 697.88 miliar, promosi Rp 25.860 juta, akomodasi Rp 42.7 miliar, dan UMKM Rp 23.08 miliar.
Baca juga: Bos InJourney Minta PMN Rp1,19 Triliun untuk Pengembangan KEK Mandalika dan Sanur
Di pembangunan kawasan The Mandalika pada 2015 dan 2020, ITDC telah memperoleh dukungan Pemerintah melalui PMN secara tunai dengan total Rp 750 miliar.
ITDC juga memperoleh dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pinjaman yang telah dimanfaatkan adalah sebesar Rp 3,4 triliun.
Perseroan menyebut, pendanaan ITDC yang bersumber dari bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya karena sumber penghasilan usaha yang didapatkan dari kawasan The Nusa Dua dan bisnis lainnya melalui anak dan cucu usaha ITDC.
Baca juga: Ganti Rugi Lahan Seluas 12 Ha Tak Kunjung Dibayar, Warga Kembali Memagari Lahan KEK Mandalika
Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ke depan, ITDC akan melakukan terobosan bisnis antara lain melakukan optimalisasi aset dengan Mitra Investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni khususnya di The Nusa Dua.
“Dampak dari pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor pariwisata. ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata akan melalukan reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut di atas, sehingga meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada para kreditur yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan kami ke depan," kata Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar.